Sunday, November 13, 2011

Buah dan Biji

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Akar, batang, daun, serta bagian-bagian tumbuhan lainnya merupakan bagian-bagian yang secara langsung berguna untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan itu sendiri selama masa pertumbuhannya. Oleh sebab itu, alat-alat tersebut seringkali dinamakan pula alat-alat pertumbuhan atau alat-alat vegetatif.
Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya telah dihasilkan suatu alat yang nanti akan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru. Alat-alat demikian dinamakan alat perkembangbiakan (organum reproductivum), yang dibedakan dalam dua golongan diantaranya yang bersifat vegetatif dan yang bersifat generatif. Proses perkembangbiakan ini terjadi melalui penyerbukan yang terjadi di bunga.
Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi, kemudian akan diikuti oleh pembuahan, maka meyebabkan bakal buah akan menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji. Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah. Sedangkan, pada umumnya setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan gugur.

B.       Tujuan
Adapun tujuan praktikum morfologi tumbuhan kali ini yaitu untuk mempelajari bermacam-macam sifat dan tipe buah serta bagian-bagian buah dan biji.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.      Apel (Pyrus malus)
a.         Morfologi
Pohon apel merupakan pohon yang kecil dan berdaun gugur, mencapai ketinggian 3 hingga 12 meter, dengan tajuk yang lebar dan biasanya sangat beranting. Daun-daunnya berbentuk lonjong dengan panjang 5 - 12 cm dan lebar 3 - 6 cm. Bunga apel mekar di musim semi, bersamaan dengan pertambahan daun. Bunganya putih dengan bercampur merah jambu yang berangsur pudar. Pada bunga, terdapat lima kelopak, dan mencapai diameter 2,5 - 3,5 cm. Buahnya masak pada musim gugur, dan biasanya berdiameter 5 - 9 centimeter. Inti buah apel memiliki lima gynoecium yang tersusun seperti bintang lima mata, masing-masing berisi satu hingga tiga biji, (Anonim, 2011).

b.        Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), adapun klasifikasi dari apel yaitu :
Ø Kingdom              : Plantae
Ø Divisi                    : Spermatophyta
Ø Kelas                    : Dicotyledoneae
Ø Ordo                     : Rosales
Ø Famili                   : Rosaceae 
Ø Genus                   : Pyrus
Ø Spesies                 : Pyrus malus

c.         Ekologi
Apel merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis di dataran Asia, salah satunya yaitu Indonesia. Apel dapat tumbuh pada ketinggian  500 – 2.300 m di atas permukaan laut. Curah hujan yang dibutuhkan tanaman apel yaitu 1000 – 1700 mm³ /tahun, dengan suhu yang berkisar antara 20 – 30 ºC, dan kelembaban tanah yaitu 40 – 45%, serta penyinaran yang cukup dari matahari. Jenis tanah yang baik untuk tanaman apel yaitu tanah yang mengandung latosol, alluvial, dan andosol. Tingkat keasaman tanah atau pH yang dibutuhkan oleh tanaman apel yaitu 4 – 9, (Anonim, 2011).

d.        Nilai medis
Berdasarkan hasil penelitian, apel dapat mengurangi risiko kanker usus besar, kanker prostat, dan kanker paru-paru. Dibandingkan dengan buah dan sayuran lainnya, apel mengandung vitamin C yang tidak seberapa, tetapi kaya dengan senyawa antioksidan. Biarpun tidak sebanyak buah lain, namun konten serabut dalam apel membantu mengontrol pergerakan usus, maka mengurangi risiko kanker usus besar. Serat apel juga membendung penyakit jantung, serta mengontrol berat badan dan tingkat kolesterol, karena buah apel tidak mengandung kolesterol dan mempunyai serat yang mengurangi kolesterol dengan mencegah reabsorpsi.
Terbukti bahwa bahwa apel yang dibiakkan secara in vitro mengandung senyawa fenol yang dapat mencegah kanker dan menunjukkan aktivitas antioksidan. Fitokimia fenol yang utama dalam apel adalah kuersetin, epikatekin, dan prosianidin B2. Biji apel sedikit beracun karena mengandung sedikit amigdalin, sejenis glikosida sianogen. Akan tetapi, racun ini tidak cukup berbahaya bagi manusia, (Anonim, 2011).

e.         Nilai komersial
Apel dapat dikalengkan atau dibuat jus. Buah apel digiling untuk memproduksi sider (non-alkohol dan manis), dan disaring untuk dibuat jus. Apel juga difermentasi untuk menghasilkan sider (alkoholik dan keras), siderkin, dan cuka. Melalui distilasi, berbagai minuman beralkohol dapat dibuat, seperti applejack, Calvados, dan wine apel. Pektin dan minyak biji apel juga dapat dibuat.
Apel banyak banyak digunakan sebagai makanan pencuci mulut, seperti pie apel atau kue apel. Buah ini biasanya dipanggang atau direbus, dan apel juga dapat dikeringkan dan dimakan atau dibentuk kembali (direndam dalam air, alkohol atau beberapa cairan lain) untuk penggunaan selanjutnya. Apel Pureed umumnya dikenal sebagai saus apel. Apel dapat dijadikan sebagai mentega atau agar-agar. Buah ini juga digunakan dalam hidangan daging.
Di Britania Raya, apel toffee adalah produksi tradisional yang dibuat dengan melapisi apel dalam toffee panas dan membiarkannya dingin. Bentuk sejenis di AS adalah apel permen (dibungkus dengan shell keras dari sirup gula yang dikristalkan), dan apel karamel, dilapisi dengan karamel yang didinginkan. Apel dimakan dengan madu pada tahun baru Yahudi (Rosh Hashanah) untuk melambangkan tahun baru yang manis.
Di Indonesia, apel memiliki nilai jual yang cukup tinggi, yaitu dijual dengan harga berkisar Rp. 25.000 – Rp. 30.000 /kg, (Anonim, 2011).

B.       Anggur (Vitis finifera)
a.         Morfologi
Tumbuhan anggur berbentuk semak. Berumur panjang (perenial), tinggi tanaman anggur dapat mencapai 8 m. Memiliki akar tunggang. Batang berkayu, silindris, menjalar, warna hijau kecoklatan, permukaan halus.
Daun tunggal, tersusun berseling (alternate), warna hijau. bentuk bundar hingga jorong, panjang 10 - 16 cm, lebar 8 - 14 cm, helaian daun tipis tegar, pangkal berlekuk (emerginatus), tepi bergigi runcing (dentatus), permukaan berbulu (villosus). Bunga majemuk, bentuk malai (panicula), muncul di ketiak daun (axillaris), kelopak berbentuk mangkuk (urceolatus) berwarna hijau, daun mahkota berlekatan (gamopetalus). Buah buni (bacca), bulat atau lonjong, panjang 2 - 3 cm, warna hijau, ungu, atau hitam, bentuk biji lonjong berwarna cokelat muda. Perbanyakan generatif (biji) atau vegetatif (stek), (Anonim, 2011).

b.        Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), adapun klasifikasi dari anggur yaitu :
Ø Kingdom              : Plantae
Ø Divisi                    : Spermatophyta
Ø Kelas                    : Dicotyledoneae
Ø Ordo                     : Rhamnales
Ø Famili                   : Vitaceae 
Ø Genus                   : Vitis
Ø Spesies                 : Vitis finifera

c.         Ekologi
Anggur berasal dari Armenia, tetapi budidaya anggur sudah dikembangkan di Timur Tengah sejak 4000 SM. Sedangkan teknologi pengolahan anggur menjadi wine pertama kali dikembangkan orang Mesir pada 2500 SM. Dari Mesir budidaya dan teknologi pengolahan anggur masuk ke Yunani dan menyebar ke daerah Laut Hitam sampai Spanyol, Jerman, Prancis dan Austria. Sejalan dengan perjalanan Columbus anggur dari asalnya ini mulai menyebar ke Mexico, Amerika Selatan, Afrika selatan, Asia termasuk Indonesia dan Australia.
Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah, terutama di tepi pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan. Angin yang terlalu kencang kurang baik bagi anggur. Curah hujan rata-rata 800 mm³ /tahun, dan keadaan hujan yang terus menerus dapat merusak premordia atau bakal perbungaan yaitu tengah berlangsung serta dapat menimbulkan serangan hama dan penyakit. Sebaiknya sinar matahari yang banyak atau udara kering sangat baik bagi pertumbuhan vegetatif dan pembuahannya. Suhu rata-rata maksimal siang hari 31 ºC dan suhu rata- rata minimal malam hari 23 ºC dengan kelembaban 75-80 %, (Anonim, 2011).

d.        Nilai medis
Buah anggur telah dikonsumsi sejak jaman pra sejarah. Buah ini juga ditanam sejak 5000 SM. Ada beragam warna anggur yaitu merah, ungu, hijau dan kuning. Buah anggur terkenal kaya antioksidan, di dalamnya mengandung vitamin C, provitamin A, vitamin B1, B2, serat dan kadar air tinggi, mineral besi, fosfor, kalsium, kalium dan lainnya. Jika kurang suka buah jeruk, buah anggur bisa menjadi subtitusi karena kaya vitamin C.
Anggur dipakai sebagai terapi kesehatan karena mengandung magnesium tinggi yang merupakan elemen penting untuk pergerakan feses yang baik. Seorang ahli menyebutkan, manfaat anggur lainnya yaitu mampu mampu membersihkan toksin-toksin didalam hati, membantu memperbaiki fungsi ginjal, pembentukan sel darah, anti virus dan anti kanker, mencegah kerusakan gigi, dan menurunkan kadar kolesterol. Anggur bersifat basa sehingga dapat menetralkan darah yang terlalu asam dan berefek merugikan tubuh, (Anonim, 2011).

e.         Nilai komersial
Selain dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, anggur juga dimanfaatkan sebagai makanan penutup. Selain itu, buah anggur banyak dimanfaatkan sebagai buah meja atau campuran es dalam bentuk irisan atau blender. Buah anggur ini banyak dijual di pasar – pasar ataupun di supermarket dengan harga jual yang cukup tinggi berkisar Rp. 40.000,- /kg, (Anonim, 2011).


C.      Nangka (Artocarpus heterophylla)
a.         Morfologi
Pohon Nangka umumnya berukuran sedang, sampai sekitar 20 m tingginya, walaupun ada yang mencapai 30 m, batang bulat silindris, sampai berdiameter sekitar 1 m, tajuknya padat dan lebat, melebar dan membulat apabila di tempat terbuka. Seluruh bagian tumbuhan mengeluarkan getah putih pekat apabila dilukai. Daun nangka tersebar, bertangkai 1– 4 cm, helai daun agak tebal seperti kulit, kaku, bertepi rata, bulat telur terbalik sampai jorong (memanjang) 3,5 - 25 cm, dengan pangkal sedikit demi sedikit menyempit.
Tumbuhan nangka berumah satu (monoecious), perbungaan muncul pada ketiak daun pada pucuk yang pendek dan khusus, yang tumbuh pada sisi batang atau cabang yang sudah tua. Buah majemuk (syncrap), terbentuk gelondongan memanjang, seringkali tidak merata, panjangnya hingga 100 cm, pada sisi luar membentuk duri pendek yang lunak, (Anonim, 2011).

b.        Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), adapun klasifikasi dari tumbuhan nangka yaitu :
Ø Kingdom              : Plantae
Ø Divisi                    : Spermatophyta
Ø Kelas                    : Dicotyledoneae
Ø Ordo                     : Rosales
Ø Famili                   : Moraceae 
Ø Genus                   : Artocarpus
Ø Spesies                 : Artocarpus heterophylla



c.         Ekologi
Nangka merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari india. Tanaman ini kemudian menyebar ke Malaysia dan Indonesia. Nangka dapat tumbuh pada daerah yang memiliki curah hujan sekitar 1000 – 2000 mm3 /tahun dengan ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut. Tumbuhan mangga memiliki batang sedang dan tingginya mencapai 30 m. Suhu udara yang cocok untuk tanaman ini yaitu 220C - 260C dan kelembaban udara sekitar 45%. Nangka dapat tumbuh dengan baik pada beragam jenis tanah, tetapi dalam kandisi tanah yang gembur dan berdraminasi baik dengan pH 5-8, (Anonim, 2011).

d.        Nilai medis
Getah kulit kayu juga telah digunakan sebagai obat demam, obat cacing dan sebagai antiinflamasi. Pohon nangka dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan kimia dalam kayu adalah morin, sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tanin. Selain itu, dikulit kayunya juga terdapat senyawa flavonoid yang baru, yakni morusin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B (Ersam T, 2001). Bioaktivitasnya terbukti secara empirik sebagai anti kanker, anti virus, anti inflamasi, diuretil, dan antim hipertensi.
Daun tanaman ini juga di rekomendasikan oleh pengobatan ayurveda sebagai obat anti diabetes karena ekstrak daun nangka memberi efek hipoglikemi. Selain itu, daun pohon nangka juga dapat digunakan sebagai pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat luar). Daging buah nangka muda (tewel) dimanfaatkan sebagai makanan sayuran yang mengandung albuminoid dan karbohidrat. Sementara biji nangka dapat digunakan sebagai obat batuk dan tonik. Biji nangka dapat diolah menjadi tepung yang digunakan sebagai bahan baku industri makanan (bahan makan campuran). Khasiat kayu sebagai anti spasmodic dan sedative, daging buah sebagai ekspektoran, daun sebagai laktagon, (Anonim, 2011).
e.         Nilai komersial
Kayu nangka dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, untuk tiang kuda dan kandang sapi, dayung, perkakas, dan alat musik. Selain itu, buah nangka juga sering dijual di pasar maupun di supermarket dengan harga jual yang berkisar antara Rp. 15.000, (Anonim, 2011).

D.      Mangga (Mangifera indica)
a.         Morfologi
Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai tinggi 40 m atau lebih, meski kebanyakan mangga peliharaan hanya sekitar 10 m atau kurang. Batang mangga tegak, bercabang agak kuat; dengan daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna pepagan (kulit batang) yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam.
Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, sangat panjang hingga bisa mencapai 6 m. Akar cabang makin ke bawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30-60 cm.
Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran (roset).
Helai daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8-40 cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder. Beberapa variasi bentuk daun mangga:
*                Lonjong dan ujungnya seperti mata tombak.
*                Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombak.
*                Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.
*                Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan yang dikemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda, (Anonim, 2011).

b.        Klasifikasi
          Menurut Plantamor (2011), mangga (Mangifera indica) memiliki tingkatan atau klasifikasi sebagai berikut:
Ø Kingdom        :  Plantae
Ø Divisi              :  Spermatophyta
Ø Kelas               :  Dicotyledoneae
Ø Ordo               :  Sapindales
Ø Famili              :  Anacardiaceae
Ø Genus             :  Mangifera
Ø Spesies            :  Mangifera indica

c.         Ekologi
Mangga merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari india. Tanaman ini kemudian menyebar ke Malaysia dan Indonesia. Mangga dapat tumbuh pada daerah yang memiliki curah hujan sekitar 1000 – 2000 mm3 /tahun dengan ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut. Tumbuhan ini memiliki batang sedang dan tingginya mencapai 25 m. Suhu udara yang cocok untuk tanaman ini yaitu 220C - 260C dan kelembaban udara sekitar 45%. Mangga  dapat tumbuh dengan baik pada beragam jenis tanah, tetapi dalam kandisi tanah yang gembur dan berdraminasi baik dengan pH 5-8 (Anonim, 2011).

d.        Nilai medis
Buah mangga mengandung gula dan sedikit asam. Mangga mengandung sejumlah asam galat yang baik bagi saluran pencernaan. Sangat baik untuk desinfektan oleh tubuh sehingga melindungi tubuh dari serangan infeksi. Mengurangi kelebihan panas dan mampu membersihkan aliran darah. Kandungan kimia yang terkandung dalam mangga yaitu vitamin C, karoten, dan favonoid yang tinggi yang berfungsi sebagai antioksidan, dan salah satunya adalah untuk mencegah kanker (Anonim, 2011).

e.         Nilai komersial
Selain dimanfaatkan dalam bidang kesehatan, mangga juga dimanfaatkan sebagai makanan penutup. Selain itu, buah mangga banyak dimanfaatkan sebagai buah meja atau campuran es dalam bentuk irisan atau blender. Mangga juga merupakan buah yang kerap kali dijadikan sebagai rujak atau dijajahkan di tepi-tepi jalan, dibelah dan dilengkapi dengan bumbu garam dan cabai atau biasa kita kenal dengan manisan mangga dengan harga berkisar Rp 500 – Rp 1.500 /biji. Selain itu biji mangga dapat dijadikan pekan ternak atau unggas dan kayunya dapat dijadikan arang dan sebagainya (Anonim, 2011).


E.       Jambu monyet (Anacardium occidentale)
a.         Morfologi
Pohon berukuran sedang, tinggi sampai dengan 12 m, dengan tajuk melebar, memiliki batang bercabang-cabang, dan selalu hijau. Tajuk bisa jadi tinggi dan menyempit, atau rendah dan melebar, bergantung pada kondisi lingkungannya.
Daun-daun terletak pada ujung ranting. Helai daun bertangkai, bundar telur terbalik, kebanyakan dengan pangkal meruncing dan ujung membundar, melekuk ke dalam, gundul, 8-22 × 5-13 cm.
Berumah satu (monoesis), bunga-bunga berkelamin campuran, terkumpul dalam sebuah malai rata berambut halus, lebar 15-25 cm. Kelopak berambut, 4-5 mm. Mahkota runcing, putih kemudian merah, berambut. Buah geluk berwarna coklat tua, membengkok, tinggi 3 cm.

b.        Klasifikasi
Menurut Plantamor (2011), adapun klasifikasi dari jambu monyet yaitu :
Ø Kingdom              : Plantae
Ø Divisi                    : Spermatophyta
Ø Kelas                    : Dicotyledoneae
Ø Ordo                     : Sapindales
Ø Famili                   : Anacardiaceae
Ø Genus                   : Anacardium
Ø Spesies                 : Anacardium occidentale

c.         Ekologi
Tanaman jambu monyet ini banyak ditemukan di daerah-daerah tropis yang secara langsung terkena sinar matahari, karena tanaman jambu monyet ini sangat menyukai sinar matahari. Sinar matahari ini akan mempengaruhi produktifitasnya, apabila kekurangan maka produktifitasnya akan menurun. Suhu minimum antara 15 - 25 oC dan maksimum antara 25-35 ºC. Hidup di daerah dengan kelembaban antara 70% - 80%, dengan curah hujan 1.000 - 2.000 mm3 /tahun dengan 4 - 6bulan kering (<60 mm).
Jenis tanah yang paling cocok untuk pertanaman jambu monyet adalah tanah berpasir, tanah lempung berpasir dan tanah ringan berpasir, dengan Ph tanah antara 6,3 - 7,3. Tumbuh di ketinggian tempat 1 - 1.200 m dpl. Batas optimum ketinggian tempat hanya sampai 700 m dpl, kecuali untuk tujuan rehabilitasi tanah kritis (Anonim, 2011).

d.        Nilai medis
Akar jambu monyet berkhasiat sebagai pencuci perut dan daun yang tua dapat digunakan untuk obat luka bakar. Pada buahnya mengandung senyawa kimia seperti tanin, asam anacardic (anacardic acid) dan cardol yang bermanfaat sebagai anti bakteri dan anti septik. Sedangkan pada daun yang masih muda mempunyai komposisi, antara lain vitamin A sebesar 2.689 Per 100 gram, vitamin C sebesar 65 gram per 100 gram, kalori 73 gram per 100 gram, protein 4,6 gram per 100 gram, lemak 0,5 gram per 100 gram, hidrat arang 16,3 gram per 100 gram, kalsium 33 mg per 100 gram, fosfor 64 mg per 100 gram, besi 8,9 mg dan 78 gram per 100 gram (Anonim, 2011).

e.         Nilai komersial
Tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Dari kacang mete juga dapat diekstrak minyak yang berkualitas tinggi. Hasil sampingnya, yakni kulit biji, dimanfaatkan untuk pakan unggas. Sejenis minyak juga dihasilkan dari cangkang buah mete (CNSL, cashew nut shell liquid), yang dipakai dalam industri dan juga sebagai bahan untuk mengawetkan kayu atau jala.
Buah semu jambu monyet kadang-kadang juga dijual di pasar. Buah ini agak disenangi orang oleh karena rasanya yang asam segar, akan tetapi sering pula tercampur rasa sepat. Rasa manis dari buah jambu monyet ini memungkinkan untuk dikembangkan sebagai sirup atau difermentasi untuk mendapatkan jenis minuman beralkohol. Anggur (sari buah yang agak terfermentasi) dari jambu mede dinikmati pada masa panen, dan dapat didistilasi untuk dijadikan minuman berkandungan alkohol tinggi. Buah semu yang tak terolah di wilayah-wilayah produksinya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Daun-daun muda jambu monyet disukai sebagai lalap, mentah atau dimasak. Daun yang tua dimanfaatkan sebagai obat penyakit kulit, untuk mengatasi ruam-ruam pada kulit. Semua bagian pohonnya juga dapat dimanfaatkan dalam ramuan obat tradisional, terutama untuk menyembuhkan sakit kulit, untuk pembersih mulut, dan untuk obat pencahar (purgativa).
Kayunya berwarna coklat muda dan bernilai rendah, sangat jarang dipergunakan meski dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar atau kayu perkakas bermutu rendah. Sejenis getah yang mengeras di udara terbuka (gom) dihasilkan dari batang yang dilukai. Gom ini dapat menjadi perekat buku yang baik, sekaligus mencegah serangan rayap yang juga baik untuk merekat kusen atau kayu lapis (Anonim, 2011).








BAB III
METODOLOGI
A.  Waktu dan tempat
Adapun waktu dan tempat kami melaksanakan praktikum yaitu :
Hari / tanggal          : Sabtu, 30 April 2011
Pukul                      : 13.00 – 17.00 WITA
Tempat                   : Laboratorium Biodiversity FMIPA UNTAD

B.  Alat dan bahan
Adapun alat dan bahannya adalah sabagai berikut:
1.        Buku gambar
2.        Alat tulis menulis
3.        Buah Citrus maxima (biji)
4.        Buah Durio zibethinus (biji)
5.        Buah Cucumis sativus
6.        Buah Pyrus malus (biji)
7.        Buah Nephelium lappaceum (biji)
8.        Buah Musa paradisiaca
9.        Buah Ananas comosus (biji)
10.    Buah Vitis finifera
11.    Buah Artocarpus heterophylla (biji)
12.    Buah Citullus vulgaris (biji)
13.    Buah Cocos nucifera
14.    Buah Mangifera indica (biji)
15.    Buah Averrhoa carambola
16.    Buah Oryza sativa
17.    Buah Moringa oleifera
18.    Buah Salacca edulis (biji)
19.    Buah Carica papaya (biji)
20.    Buah Anacardium occidentale (biji)
21.    Buah  Leucaena glauca (biji)

C.  Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini adalah :
1.        Menuliskan nama spesies dan famili tumbuhan tersebut.
2.        Mengamati morfologi setiap species.
3.        Menggambar dan beri keterangan bagian-bagiannya
·           Kulit buah
·           Daging buah
·           Sisik buah
·           Kulit biji
·           Biji
4.        Menyebutkan macam-macam buah
a.         Buah semu dan tertutup
·           Tunggal
·           Berganda
·           Majemuk
b.         Buah sejati tunggal
·           Kering dengan satu biji
-            Padi (caryopsis)
-            Kurung (achenium)
-            Keras (nux)
-            Keras bersayap (samara)
·           Kering dn berbiji lebih dari satu
-             Bumbung (folliculus)
-             Polongan (legume)
-             Lobak ( siliquan)
-             Kotak sejati (capsula)
·           Buah berdaging
-             Buni (bacca)
-             Mentimun (pepo)
-             Jeruk (hisperidium)
-             Batu (drupa)
-             Apel (pomum)
5.        Menggambar penampang melintang biji dan menyebutkan bagian-bagiannya :
·           Kulit biji
·           Sayap (ala)
·           Selaput biji (arillus)
·           Tali pusar (funiculus)
·           Lembaga (embrio)
·           Endosperm














BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.          Hasil pengamatan
Gambar
Keterangan















Apel
(Pyrus malus)

Famili : Rosaceae
Buah sejati (fructus nudus)
Buah sejati tunggal berdaging (carnosus) dan termasuk buah berdaging apel (pomum)
Keterangan :
Buah :
1.      Kulit buah
2.      Daging buah
3.      Biji

Biji   :
1.      Kulit biji (spermodermis)
2.      Tali pusar (funiculus)
3.      Lembaga (embrio)
















Anggur
(Vitis finefera)
Famili : Vitaceae
Buah sejati (fructus nudus)
Buah sejati tunggal berdaging (carnosus) dan termasuk buah buni (bacca)
Keterangan :
Buah :
1.         Kulit buah
2.         Daging buah
3.         Biji



Gambar
Keterangan
















Nangka
(artocarpus heterophylla)
Famili : Moraceae
Buah sejati (fructus nudus)
Buah sejati majemuk dan termasuk buah buni majemuk (bacca)
Keterangan :
Buah :
1.    Kulit buah
2.    Daging buah
3.    Biji

Biji   :
1.    Kulit biji (spermodermis)
2.    Lembaga (embrio)




















Mangga
(Mangifera indica)
   Famili : Anacardiaceae
Buah sejati (fructus nudus)
Buah sejati tunggal dan termasuk buah berdaging batu (drupa)
Keterangan :
Buah :
1.    Kulit buah
2.    Daging buah
3.    Biji

Biji   :
1.    Embrio
2.    Selaput biji (arillus)
3.    Kulit biji (spermodermis)
  

Gambar
Keterangan

















Jambu monyet
(Anacardium occidentale)
Famili : Anacardiaceae
Buah semu (fructus spurius)
Buah semu tunggal
Keterangan :
Buah :
1.    Kulit buah (buah semu)
2.    Daging buah

Biji   :
1.    Tali pusar
2.    Embrio
3.    Kulit biji
4.    Sayap
5.    Selaput biji



B.       PEMBAHASAN
a.         Apel (Pyrus malus)
Apel merupakan tanaman yang berasal dari kelompok family Rosaceae. Buah apel termasuk buah sejati tunggal berdaging, dimana yang dimaksud adalah buah berdaging apel (pomum). Adapun struktur dari buah apel yaitu terdiri dari kulit buah (exocarpium), merupakan lapisan tipis, tetapi sering kali kuat atau kaku seperti kulit, dengan permukaan yang licin, kulit tengah atau daging buah (mesocarpium), biasanya tebal berdaging dan berserabut, selain itu lapisan ini dapat dimakan, serta kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung biji, seringkali cukup tebal dan keras.
Sedangkan struktur dari biji buah apel terdiri dari kulit biji (spermodermis) yang berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Kulit biji ini dibedakan menjadi 2 bagian yaitu lapisan kulit luar (testa) yang berfungsi sebagai pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam dan lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, sering dinamakan juga kulit ari. Biji apel juga memiliki bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan merupakan tangkai biji yang disebut tali pusar (funiculus). Di dalam biji apel juga terbapat lembaga (embryo) yang merupakan calon tumbuhan baru dan nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.

b.        Anggur (Vitis finefera)
Buah anggur termasuk kelompok buah sejati (fructus nudus), dimana yang dimaksud adalah buah sejati tunggal berdaging (carnosus) dan juga termasuk ke dalam buah buni (bacca). Adapun struktur dari buah anggur itu sendiri meliputi kulit buah (exocarpium) yang berada pada bagian paling luar dari buah anggur dan merupakan lapisan yang tipis dengan permukaan yang licin. Kemudian daging buah (mesocarpium), merupakan bagian yang dapat dimakan dan berserabut. Selain itu juga terdapat biji pada bagian paling dalam dari buah yang merupakan calon dari bakal tumbuhan baru.

c.         Nangka (Artocarpus heterophylla)
Nangka merupakan jenis tumbuhan dari family Moraceae yang buahnya merupakan buah sejati (fructus nudus), dan merupakan buah sejati majemuk dalam kelompok buah buni majemuk (bacca). Buah nangka terdiri dari bagian-bagian seperti kulit buah (exocarpium) yang berada pada bagian paling luar dari buah nangka dan merupakan lapisan yang tipis dengan permukaan yang licin. Kemudian daging buah (mesocarpium), merupakan bagian yang dapat dimakan dan berserabut. Selain itu juga terdapat biji pada bagian paling dalam dari buah yang merupakan calon dari bakal tumbuhan baru.
Sedangkan pada bagian biji dari buah nangka, terdapat bagian-bagian seperti kulit biji (spermodermis) yang berfungsi untuk melindungi biji bagian dalam dan lembaga (embryo) yang merupakan calon tumbuhan baru dari nangka itu sendiri. Pada nangka juga terdapat bagian yang dinamakan tepaloid dan merupakan gabungan dari mahkota dan kelopak bunga nangka itu sendiri.

d.        Mangga (Mangifera indica)
Tanaman mangga merupakan tanaman dari family Anacardiaceae yang memiliki buah sejati (fructus nudus) dan termasuk dalam buah berdaging batu (drupa). Buah mangga memiliki bagian-bagian atau struktur seperti halnya buah sejati lainnya, yaitu terdiri dari kulit luar (exocarpium), merupakan lapisan tipis, tetapi sering kali kuat atau kaku seperti kulit, dengan permukaan yang licin, kulit tengah atau daging buah (mesocarpium), biasanya tebal berdaging dan berserabut, selain itu lapisan ini dapat dimakan, serta kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung biji, seringkali cukup tebal dan keras.
Sedangkan pada bagian biji dari buah mangga terdapat bagian-bagian seperti embryo yang merupakan calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Kemudian selaput biji (arillus) yang fungsinya sama dengan kulit biji yaitu melindungi biji bagian dalamnya.

e.         Jambu monyet (Anacardium occidentale)
Jambu monyet merupakan tumbuhan yang berasal dari satu family dengan mangga yaitu Anacardiaceae yang mana buahnya termasuk buah semu (fructus spurius), karena apa yang dinamakan buahnya justru bagian dari bunga yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi  bagian buah yang sanagt penting. seperti halnya buah-buah yang lain, buah jambu monyet juga mempunyai bagian-bagian seperti kulit buah yang merupakan buah semu, karena merupakan modifikasi dari bunga dan daging buah (mesocarpium) yang berserabut dan dapat dimakan.
Pada bagian bijin dari buah jambu monyet terdapat bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni dan merupakan tangkai biji yang disebut tali pusar (funiculus), embryo yang merupakan calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Kemudian kulit biji yang merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam dan selaput biji (arillus) yang fungsinya sama dengan kulit biji yaitu melindungi biji bagian dalamnya.


BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Bardasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, maka kami berkesimpulan bahwa:
1.    Buah merupakan bagian dari tumbuhan yang sangat penting. Buah dapat disamakan dengan sumbu tubuh dari tumbuhan.
2.    Adapun fungsi dari buah diantaranya yaitu tempat terbentuknya embryo yang merupakan calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
3.    Buah pada suatu tumbuhan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu buah sejati (fructus nudus) dan buah semu (fructus spurius). Buah sejati (fructus nudus) merupakan buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau yang paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, selain itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus. Contohnya adalah buah apel (Pyrus malus), buah anggur (Vitis finefera), buah mangga (Mangifera indica), dan buah nangka (Artocarpus heterophylla). Sedangkan buah semu (spurius) merupakan buah yang mana buahnya tersebut justru bagian dari bunga yang telah berubah sedemikian rupa, sehingga menjadi  bagian buah yang sanagt penting. Contoh dari buah semu yaitu buah jambu monyet (Anacardium occidentale).

B.  Saran
Saya mengharapkan agar praktikum dapat dilaksanakan dengan tepat waktu agar hasil yang diperoleh dapat maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011,(Anacardium occidentale) (online)
http://www.Plantamor.com/index.php?plant=225, Diakses pada tanggal 3 April 2011.

Anonim, 2011, (Artocarpus heterophylla) (online)
http://www.Plantamor.com/index.php?plant=225, Diakses pada tanggal 3 April 2011

Anonim, 2011, (Mangifera indica) (online)
http://www.Plantamor.com/index.php?plant=225, Diakses pada tanggal 3 April 2011.

Anonim, 2011, (Pyrus malus) (online)
http://www.Plantamor.com/index.php?plant=225, Diakses pada tanggal 3 April 2011.

Anonim, 2011, (Vitis finefera) (online)
http://www.Plantamor.com/index.php?plant=225, Diakses pada tanggal 3 April 2011.

Tjitrosoepomo, Gombang. 1895. Morfologi Tumbuhan. Cetakan kedua.
Yogyakarta: Gajah Mada University.





No comments:

Post a Comment