Thursday, October 22, 2015

laporan sel darah merah

BAB I
PENDAHULUAN
I.1  Latar Belakang
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh.
Sel darah merah (eritrosit) merupakan sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru atau insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat disumsum tulang belakang lalu membentuk kepingan binkonkaf.
Bentuk sel darah merah seperti cakram dan tidak mepunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira-kira 5 juta dalam 1 ml3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika didalamnya banyak mengandung oksigen.

I.2  Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui struktur sel darah merah.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah (Ginanjar, 2011).
Darah kita mengandung beberapa jenis sel yang terangkut di dalam cairan kuning yang disebut plasma darah. Plasma darah tersusun atas 90% air yang mengandung sari makanan, protein, hormon, dan endapan kotoran selain sel-sel darah. Ada tiga jenis sel darah, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Sel darah merah dan sel darah putih disebut juga korpuskel (Joshua, 2008).
Sel darah merah, eritrosit (bahasa Inggris: red blood cell (RBC), erythrocyte) adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan (Anonim, 2012).
Eritrosit secara umum terdiri dari hemoglobin, sebuah metalloprotein kompleks yang mengandung gugus heme, dimana dalam golongan heme tersebut, atom besi akan tersambung secara temporer dengan molekul oksigen (O2) di paru-paru dan insang, dan kemudian molekul oksigen ini akan di lepas ke seluruh tubuh. Oksigen dapat secara mudah berdifusi lewat membran sel darah merah. Hemoglobin di eritrosit juga membawa beberapa produk buangan seperti CO2 dari jaringan-jaringan di seluruh tubuh. Hampir keseluruhan molekul CO2 tersebut dibawa dalam bentuk bikarbonat dalam plasma darah. Myoglobin, sebuah senyawa yang terkait dengan hemoglobin, berperan sebagai pembawa oksigen di jaringan otot (Anonim, 2012).
Warna dari eritrosit berasal dari gugus heme yang terdapat pada hemoglobin. Sedangkan cairan plasma darah sendiri berwarna kuning kecoklatan, tetapi eritrosit akan berubah warna tergantung pada kondisi hemoglobin. Ketika terikat pada oksigen, eritrosit akan berwarna merah terang dan ketika oksigen dilepas maka warna erirosit akan berwarna lebih gelap, dan akan menimbulkan warna kebiru-biruan pada pembuluh darah dan kulit. Metode tekanan oksimetri mendapat keuntungan dari perubahan warna ini dengan mengukur kejenuhan oksigen pada darah arterial dengan memakai teknik kolorimetri                        (Anonim, 2012).
Tiap-tiap sel darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin. Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan (Sentra, 2012).





BAB III
METODOLOGI
3.I  Waktu dan Tempat                                
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum yaitu :
Hari / tanggal: Selasa, 20 November 2012
Pukul            : 16.00 WITA sampai selesai
Tempat          : Laboratorium Biodiversity  Jurusan Biologi F-MIPA UNTAD
3.2 Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
a.   Alat
1.    Objek glass
2.    Pipet tetes
3.    Mikroskop
4.    Tabung EDTA
5.    Pipet mikro
6.    Penyangga
7.    Spoit / Jarum suntik
8.    Tip
9.    Torniquet
b.      Bahan
1.    Alkohol
2.    Sampel darah
3.    Minyak imersi
4.    Aquades
5.    Larutan Wrairght
6.    Kapas





3.2    Cara Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu :
1.         Membersihkan bagian tangan yang akan diambil darahnya menggunakan alkohol, kemudian memilih pembuluh vena.
2.         Memasang turniket di bagian atas pembuluh vena kurang lebih 5 cm.
3.         Menusuk jarum suntik dengan arah 450 secara berlahan.
4.         Mengambil sampel darah praktikan dengan menggunakan spoit dan menyimpannya dalam tabung EDTA agar tidak membeku.
5.         Meletakkan sampel darah diatas objek gelas sebanyak 1 tetes.
6.         Mengambil objek gelas lain dan meletakkan diatas objek glass yang berisi darah untuk mendorong dan diupayakan membentuk tipis seperti lidah kucing.
7.         Membiarkan beberapa saat apusan darah hingga kering. Setelah kering menetesi larutan wrairght dan diamkan selama 15 menit.
8.         Mencuci sampel darah  dengan aquades, selanjutnya mencuci dengan alkohol dan kemudian mencuci kembali dengan aquades. Mendiamkan sampel darah hingga benar-benar kering.
9.         Meneteskan minyak imersi pada sampel darah yang telah kering.
10.     Mengamati sampel darah di bawah mikroskop.









BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
No.
Sampel
Gambar
Keterangan
Gambar Literatur
1
Darah Merah

Proerythroblast


Proerythroblast.png

Limposit Kecil I


SEM Lymphocyte.jpg

Monoblast


Monoblast.png










4.2  Pembahasan
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolism.
Praktikum kali ini mengamati tentang struktur sel darah merah. Sebelum melakukan pengamatan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu memilih pembuluh vena yang tepat agar tidak terjadi kesalahan sehingga menimbulkan luka (bengkak), kemudian membersihkan bagian dengan alkohol agar tetap steril, kemudian memasang turniket yang berfungsi agar pembuluh vena muncul dan mempermudah pengambilan darah. setelah darah diperoleh, memasukkannya ke dalam tabung EDTA agar darah tidak membeku, setelah itu mengambil sampel darah dengan pipet mikro yang steril kemudian meneteskannya di atas objek glas dan meletakkan objek glass lain diatas sampel darah tersebut hingga merata dan mendorong objek glas tersebut ke arah depan hingga menghasilkan apusan darah yang sangat tipis agar mempermudah saat pengamatan. Setelah itu, membiarkan beberapa saat agar sampel darah kering dengan tujuan agar darah tidak bercampur dengan larutan wrairght. Fungsi dari larutan ini yaitu memberi warna hijau pada sampel darah dan membirkan beberapa saat. Kemudian, mencuci dengan air suling agar larutan wraight hilang, selanjutnya mencuci dengan alkohol agar sisa-sisa dari larutan wraight tersebt benar-benar bersih dan kemudian mencuci kembali dengan akuades. Menunggu hingga sampel darah benar-benar kering dan kemudian menetesi dengan minyak imersi yang berfungsi untuk melindungi lensa mikroskop agar lebih dekat, lalu mengamati dibawah mikroskop.
Hasil pengamatan yang diperoleh, tidak memperoleh data yang diharapkan kerena tidak terlihatnya bagian-bagian sel darah merah saat pengamatan. Hal ini disebabkan kerena pada saat pembuatan apusan sampel darah merah kurang teliti dan mikroskop yang digunakan tidak maksimal sehingga tidak memperoleh data apapun.
Untuk kelompok 4 dan 5, memperoleh data yaitu terlihatnya proerythroblast, limposit kecil satu dan monoblast. Menurut literatur Anonimous (2012), proerythroblast (atau rubriblast, atau pronormoblast) adalah awal dari empat tahapan dalam perkembangan dari normoblast . Dalam histologi , sangat sulit untuk membedakannya dari "ledakan-" sel lain                ( lymphoblast , myeloblast , monoblast , dan megakaryoblast ).  Monoblasts biasanya ditemukan di sumsum tulang dan tidak muncul dalam darah perifer normal. Mereka tumbuh menjadi monosit yang, pada gilirannya, berkembang menjadi makrofag. Monoblast adalah tahap pertama dari monosit-makrofag pematangan. Tahapan perkembangan monoblast adalah: CFU-GM ( pluripotential sel induk hemopoietic atau hemocytoblast) -> monoblast -> promonocyte -> monosit -> makrofag. Limfosit adalah suatu jenis sel darah putih dalam vertebrata sistem kekebalan tubuh. Di bawah mikroskop , limfosit dapat dibagi menjadi limfosit besar dan limfosit kecil. Limfosit granular besar termasuk sel-sel pembunuh alami (NK sel). Limfosit kecil terdiri dari sel T dan sel B .
















BAB V
PENUTUP
5.1    Kesimpulan
           Adapun kesimpulan yang dapat disimpulkan dari percobaan ini yaitu :
1.      Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolism.
2.    Strutur sel darah merah yang diperoleh saat pengamatan yaitu proerythroblast, limposit kecil 1 dan monoblast.

5.2  Saran
Praktikum selanjutnya diharapkan agar pengamatan yang dilakuakan lebih tepat waktu dan alat yang digunakan lengkap sehingga tidak terjadi kesalahan saat pengamatan di laboratorium.

















DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2012, Sel Darah merah, www.wikipedia.com, Diakses tanggal 19 November 2012.
Ginanjar S., 2011, Apusan Darah, http://wismabioku.blogspot.com, Diakses tanggal 19 November 2012.
Joshua, 2008, Komposisi Darah, http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1836318-komposisi-darah/#ixzz2Cf4ty3gb, Diakses tanggal 19 November 2012.

Tim Asisten Praktikum, 2012, Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Tadulako, Palu.

1 comment:

  1. Your Affiliate Money Making Machine is ready -

    And getting it running is as easy as 1---2---3!

    Here is how it all works...

    STEP 1. Input into the system what affiliate products you want to promote
    STEP 2. Add some PUSH BUTTON TRAFFIC (it takes JUST 2 minutes)
    STEP 3. Watch the system explode your list and sell your affiliate products all on it's own!

    Are you ready to make money ONLINE??

    Your MONEY MAKING affiliate solution is RIGHT HERE

    ReplyDelete