Sunday, November 13, 2011

Teknik Sterilisasi Alat

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
                 Salah satu hal yang terpenting dalam kegiatan yang bersinggungan dengan aktivitas mikrobiologi adalah proses sterilisasi. Tujuan utama dengan adanya adalah untuk meminimalisir atau meniadakan potensi kontaminasi dari mikroba yang tidak diinginkan. Kontaminasi yang timbul dari mikroba yang tidak diharapkan dikhawatirkan dapat menghambat aktivitas dari mikroba yang ditumbuhkan atau dapat membahayakan keselamatan dari pelaksana kegiatan tersebut. Metoda sterilisasi yang dilakukan diupayakan berlangsung secara cepat dan dapat meminimalkan atau menghilangkan potensi kontaminasi mikroba seefektif mungkin. Proses sterilisasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan munculnya kontaminasi mikroba baik yang berasal dari peralatan tersebut atau kontaminasi mikroba dari lingkungan.
          Sterilisasi merupakan usaha untuk membebaskan alat dari segala bentuk kehidupan. Dalam melakukan suatu pekerjaan dalam praktek mikrobiologi sangat dipengaruhi oleh kebersihan suatu alat yang digunakan sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada saat melakukan biakan murni yaitu hanya satu spesies mikroba yang berkembang.
          Berdasarkan pemaparan diatas sterilisasi sangat penting dalam melakukan suatu percobaan, sehingga melatar belakangi praktikan dalam membuat laporan ini agar pengerjaan praktikan mikrobiologi selanjutnya dapat berjalan lancar sesuai dengan tujuan percobaan.
 
B.       Tujuan
                              Untuk mengetahui jenis-jenis dan teknik yang digunakan dalam sterilisasi alat.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
          Dekontaminasi adalah proses menghilangkan atau membunuh mikroorganisme sehingga objek aman untuk ditangani, tujuannya untuk melindungi praktikan yang melakukan percobaan menggunakan bakteri atau semacamnya. Tiga metode umum dalam proses dekontaminasi yaitu sterilisasi, desinfeksi dan sanitasi. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008).
           Salah satu teknik sterilisasi yang umum digunakan adalah metode sterilisasi menggunakan uap air panas bertekanan atau menggunakan prinsip kerja autoclav. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mesterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8 oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih pada suhu 100oC, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu 121oC. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya tercapai suhu 121oC untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan akan mati jika dididihkan pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi selama 15 menit (anonim, 2011).
          Pemijaran langsung digunakan untuk mensterilkan spatula logam, batang gelas, filter logam bekerfield dan filter bakteri lainnya. Mulut botol, vial, dan labu ukur, gunting, jarum logam dan kawat, dan alat-alat lain yang tidak hancur dengan pemijaran langsung. Dalam semua kasus bagian yang paling kuat 20 detik. Dalam keadaan darurat ampul dapat disterilisasi dengan memposisikan bagian leher ampul kearah bawah lubang kawat keranjang dan dipijarkan langsung dengan api dengan hati-hati. Setelah pendinginan, ampul harus segera diisi dan disegel (anonim, 2011).
          Menurut Tim Penyusun Praktikum Mikrobiologi tahun 2011, sterilisasi ada dua jenis  yaitu:
1.    Sterilisasi dengan cara fisik
A.    Pemanasan
          Air dan uap adalah media panas yang baik. Dalam waktu relatif singkat, alat yang akan disterilkan akan mencapai suhu yang diinginkan. Udara adalah penyalur panas yang kurang baik. Oleh karena itu, untuk mecapai suhu yang diinginkan akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
1.    Panas kering
Cara ini untuk membunuh mikroba hanya memakai udara panas kering yang tinggi. Sterilisasi panas kering dibedakan atas :
a.    Panas membara
          Dengan jalan menaruh benda yang akan di sterilkan dalam nyala api bunsen sampai merah membara. Alat yang disterilkan yaitu sengkelit, jarum, ujung pinset dan ujung gunting.
b.    Melidah - apikan
          Dengan melewatkan benda dalam api bunsen, namun tidak sampai menyala terbakar. Alat yang disterilkan yaitu scalpel, kaca benda, mulut tabung dan mulut botol.


c.    Udara kering
          Oven merupakan ciri umum yang dimaksud. Alat ini terbuat dari kotak logam, udara yang terddapat di dalamnya mendapat udara panas melalui panas dari nyala listrik. Alat yang disterilkan yaitu tabung reaksi, cawan petri, pipet, scalpel dari logam, gunting dan botol. Pemanasan satu jam dengann temperatur 160 oC dianggap cukup.
2.    Panas Basah
          Yang dimaksud panas basah adalah pemansan menggunakan air atau uap air. Uap air adalah media penyalur panas yang terbaik dan terkuat daya penetrasinya. Panas basah mematikan mikroba. Oleh karena koagulasi dan denaturasi enzim dan protein protoplasma mikroba. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121 oC. Sterilisasi panas basah dapat dibedakan atas tiga golongan yaitu:
a.    Panas basah <100 oC (Pasteurisasi)
          Pasteurisasi yaitu pemanasan pada suhu 60 oC selama 30 menit. Pasteurisasi tidak dapat membunuh spora atau dipanaskan pada suhu 71,6 – 80 oC selama 15 – 30 detik kemudian cepat – cepat didinginkan.
b.    Panas basah pada suhu 100 oC
          Di sini menggunakan air mendidih (suhu 100 oC) selama 10 menit. Untuk mematikan bentuk spora dilakukan pemansan 3 hari berturut – turut selama 15 – 45 menit sehingga spora yang tidak mati pada pemanasan pertama akan beruah menjadi bentuk vegetatif pada hari kedua steleh inkubasi pada shu 37 oC begituu pula spora yang tidak mati pada hari kedua, akan berubah menjadi bentuk vegetatif pada hari ketiga.
c.    Panas basah >100 oC
          Sterilisasi dengan cara ini hasilnya mutlak steril, sehingga biasa dipergunakan di rumah sakit dan laboratorium besar. Cara ini menggunakan tangki yang diisi dengan uap air yang disebut autoclave. Alat yang disterilkan adalah alat dari kaca, kain kasa, media pembenihan, cairan injeksi, dan bahan makanan.
B.  Filtrasi / Penyaringan
          Penyaringan dilakukan dengan mengalirka larutan melalui suatu alat penyaringan yang memiliki pori – pori cukup kecil. Untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan yang umum digunakan tidak dapat menyaring virus. Penyaringan dilakukan dengan untuk mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu tinggi seperti : serum, larutan yang mengandung enzim, toksin kuman, ekstrak  sel, antibiotik dan asam amino.
C. Radiasi / Penyinaran
          Mikroorganisme dapat dibunuh dengan penyinaran yang memakai sinar ultrraviolet yang panjang gelombangnya antara 220 – 290 nm. Radiasi paling efektif adalah 253,7 nm. Sinar matahari langsung mengandung sinar ultraviolet 290 nm, sehingga sinar matahari adalah sinar yang bersifat bakterida yang baik.
2.    Sterilisasi Dengan Cara Kimia
          Zat kimia yang dapat digunakan untuk sterilisasi dapat berwujud :
a.    Gas : Ozon, formaldehyde, ethylene oxide gas
b.    Larutan : deterjen, yodium, alcohol, peroksida fenol, formalin, AgNO3 dan merkuroklorid
     Sterilisasi dengan cara kimia antara lain dengan disenfektan. Daya kerja antimikroba disenfektan ditentukan oleh konsenntrasi, waktu dan suhu. Beberapa contoh desinfektan yang digunakan antara lain : Desinfektan lingkungan misalnya :
1.    Untuk permukaan meja : lisol 5%, formalin 4% dan alcohol.
2.    Untuk di udara : natrium hipoklorit 1%, lisol 5% atau senyawa fenol lain
3.    Desinfektan kulit atau luka : dicuci denngan air sabun, providon yodium dan etil alkohol 70%.

BAB III
METODOLOGI
A.      Waktu dan Tempat
          Adapun waktu dan tempat pada praktikum Mikrobiologi ini dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal          : Kamis, 03 November 2011
Waktu                    : Pukul 10.00 -15.30 WITA
Tempat                   : Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi
                                 FMIPA UNTAD

B.       Alat
          Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1.         Erlenmeyer 500 ml
2.         Autoklaf
3.         Oven
4.         Cawan petri
5.         Gelas Ukur 100 ml
6.         Gelas Kimia 50 ml
7.         Corong
8.         Labu Ukur
9.         Batang Pengaduk

C.      Bahan
                 Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
1.      Kertas
2.      Plastik tahan panas
3.      Kapas
4.      Alumunium foil



D.      Prosedur Kerja
          Adapun prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.         Menyiapkan bahan-bahan yang akan di sterilisasikan.
2.         Membungkus masing-masing alat ( Erlenmeyer,Gelas Kimia, Corong, labu Ukur, dan Cawan Petri, Batang pengaduk) dengan menggunakan kertas yang bersih secara rapat-rapat.
3.         Setelah bahan-bahan dibungkus, kemudian memasukkannya kedalam oven bersuhu 108 oC selama dua jam.
4.         Setelah dua jam, alat-alat tersebut dikeluarkan dari oven.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN       
A.      Hasil Pengamatan
           Adapun hasil pengamatan yang diperoleh adalah sebagai berikut :
No.
Nama Alat
Gambar
1.
Tabung Reaksi
3.
Erlenmeyer

4.
Gelas Ukur
5.
Cawan Petri
                                                                                                          






6.
Pipet Tetes



7.
Autoklaf

8
Oven
9.
Batang Pengaduk

10.
Labu ukur



B.       Pembahasan
          Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan untuk mensterilisasi adalah oven dalam mensterilisasi dapat dilakukan dengan dua jenis cara yaitu sterilisasi fisik dan kimia. Sterilisasi fisik terdiri dari pemanasan, filtrasi atau penyaringan, dan radiasi. Tujuan dari sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan alat dari kontaminasi mikroba. Pada percobaan ini alat yang digunakan untuk mensterilkan alat yaitu oven, oven merupakan alat sterilisasi dengan cara fisik yaitu panas kering.
          Oven (Hot Air Sterilizer), digunakan untuk mensterilisasi alat yang terbuat dari kaca dan kertas yang tahan terhadap suhu tinggi. Oven terbuat dari kotak logam, udara yang didalamnya mandapat udara yang panas melalui panas daya listrik. Sebelum dimasukkan alat-alat seperti erlenmeyer, cawan petri, labu ukur, batang pengaduk, pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi atau- alat yang terbuat dari kaca dibungkus dengan kertas terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya keretakan dan kontaminasi pada saat alat dikeluarkan dari dalam oven. Alat-alat yang akan disterilisasi dicuci dan dikeringkan, alat yang mempunyai mulut ditutup dengan kapas seperti labu ukur pipet tetes, tabung reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur, cawan petri dan labu ukur setelah ditutup dengan kapas, dibungkus lagi dengan kertas sedangkan untuk batang pengaduk dibungkus seperti biasa. Tujuan dari pembungkusan yaitu agar alat-alat tidak terkontaminasi  dengan bakteri luar dan alat tidak pecah karena pada umumnya alat terbuat dari karca. Alat-alat yang sudah dibungkus dimasukkan kedalam oven dengan temperature 170-180 oC selama 1-2 jam. Setelah pemanasan slesai oven dimatikan sampai mencapai suhu kamar. Hal ini bertujuan untuk menghindari keretakan alat atau masuknya udara yang mengandung partikel debu. Setelah dilakukan sterilisasi alat siap digunakan untuk melakukan percobaan. Suhu yang digunakan 170 oC-180 oC Karena panas kering kurang efektif untuk membunuh mikroba dibandingkan dengan uap air panas maka metode ini memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang.
          Alat lain yang digunakan dalam sterilisasi adalah autoclave yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi alat-alat gelas, kayu, plastic, larutan dan medium yang tidak tahan terhadap suhu tinggi. Autoclave juga dapat digunakan untk melisiskan mikroba. Adapun bagian-bagian dari autoclave adalah panic luar, panic dalam untuk meletakkan alat dan saluran uap, bagian penutup terdiri dari penunjuk tekanan dan saluran uap, terdapat katup dan pengunci. Untuk mematikan spora diperlukan panas basah selama 15 menit pada suhu 121oC.
          Ketika ingin menggunakan autoclave, harus diisi dengan air sampai batas rang atau dasar yang berlubang-lubang tempat meletakkan alat. Alat-alat yang ingin disterilkan harus terlebih dahulu dibungkus dengan alumunium foil dan bagian mulutnya ditutup dengan kapas. Hal ini dilakukn untuk menghindari terbentuknya uap air didinding dan didalam alat-alat yang dipanaskan. Alat-alat yang ingin dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam autoclave, selanjutnya tutup dipasang hingga pas. Kran pengatur tempat keluar air dibiarkan terbuka sampai uap air saja dan semu udara terdesak keluar dengan demikian didalam bejana hanya terdapat tekann uap air saja. Besarnya tekanan yang digunakan tergantung pada jenis bahan atau alat yang disterilisasi.
            Berdasarkan literatur suhu yang digunakan pada oven pada saat sterilisasi sesuai dengan literatur yang menyatakan “ Pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-180oC selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis (Fardiaz, 1992). Suhu yang digunakan pada autoklaf 121oC hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan menggunakan uap air jenuh bertekanan pada suhu 121oC selama 15 menit (Hadioetomo, 1985).


BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
          Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan :
1.         Sterilisasi sangat di perlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tumbuhnya mikroba diluar yang dipraktekkan
2.         Setiap alat sterilisasi memiliki fungsi dengan dan teknik penggunaan yang berbeda-beda .
3.         Sterilisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu sterilisasi kimia dan sterilisasi fisik
4.         Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilasasi alat agar tidak terkontaminasi dengan mikroba.
5.         Sterilisasi merupakan suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan spora-sporanya.
6.         Terdapat 5 metode umum sterilisasi yaitu sterilisasi uap, sterilisasi panas kering,

B.       Saran
          Adapun saran untuk praktikum selanjutnya ialah agar praktikum teknik proses sterilisasi alat diperbanyak banyak lagi agar dapat diketahui lebih banyak dan juga praktikan dalam melakukan percobaan dalam laboratorium tidak gaduh agar praktikum dapat berjalan lancar.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011, Metode Sterilisasi, http://rgmaisyah.wordpress.com/ metode-sterilisasi/, Diakses 5 November 2011, Pukul 19.00
James Agalloco, 2008, Validation of Pharmaceutical Processes (electronic version),  USA : Informa Healthcare Inc.
Tim Dosen Mikrobiologi, 2011, Penuntun Praktikum Mikrobiologi, FMIPA  UNTAD, Palu.

No comments:

Post a Comment