Sunday, November 13, 2011

Bunga Majemuk Dan Tunggal

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ilmu tumbuhan pada waktu sekarang telah mengalami kemajuan yang demikian pesat, hingga bidang-bidang pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang ilmu. Tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri adalah Morfologi Tumbuhan. Morfologi Tumbuhan yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhanpun sudah demikian besar perkembangannya hingga dipisahkan menjadi morfologi luar dan morfologi saja (morphology in sensu stricto = dalam arti yang sempit) dan morfologi dalam atau anatomi tumbuhan. 
Bunga (flos) merupakan salah satu organ tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan secara generatif yang memiliki bentuk dan susunan yang berbeda-beda menurut jenisnya, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Jika kita memperhatikan suatu bunga, mudahlah diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas (batang dan daun-daun) yang bentuk, warna dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung penyerbukan dan pembuahan, dan akhirnya dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga pada tumbuhan, pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya dari suatu bunga sifat-sifat yang amat menarik ialah bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya, warnanya, baunya, ada dan tidaknya madu ataupun zat lain. Oleh karena itu, melalui praktikum ini pula kita dapat mengetahui dan lebih memahami tentang bunga. 
 
B.     Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum bunga majemuk dan bunga tunggal yaitu untuk mempelajari bermacam-macam tipe bunga majemuk (inflorescentia) serta bentuk dan susunan bunga pada bunga tunggal maupun majemuk.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Hibiscus rosa sinensis (kembang sepatu)
a.      Morfologi 
     Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Bunga berbentuk terompet dengan diameter bunga sekitar 5 cm. hingga 20 cm. Putik (pistilum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah (Anonim, 2011).

b.      Klasifikasi
    Adapun klasifikasi kembang sepatu menurut Plantamor, 2011 adalah sebagai berikut :
Kingdom   :           Plantae
Divisi         :          
Spermatophyta
Kelas         :           Dicotyledoneae
Ordo          :          
Malvales
Famili        :          
Malvaceae
Genus        :          
Hibiscus
Spesies      :           Hibiscus rosa-sinensis





c.       Ekologi
   Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu) dapat tumbuh pada wilayah tropis dan subtropis, dengan ketinggian mencapai 1.700 meter di atas pernukaan laut. Tipe tanah yang dapat ditumbuhi oleh kembang sepatu yaitu tanah liat dan berbatu-batu, banyak mengandung unsur hara dengan kelembaban berkisar antara 31-33%. Curah hujan yang dibutuhkan berkisar antara 670-4.200 mm per tahun, suhu berkisar antara 26-30°, pH tanah berkisar antara 5,5. Daerah penyebarannya yaitu India dan Tiongkok (Morton, J. 1987).

d.      Nilai medis
   Daun, bunga, dan akar Hibiscus rosa-sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C. Daun Hibiscus rosa-sinensis berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan obat sariawan. Daun Hibiscus rosa-sinensis berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan obat sariawan. Ekstrak  etanolik bunga kembang sepatu juga dilaporkan dapat menurunkan kadar kolesterol darah total dan menurunkan kadar gula darah (Sachdewa A, and Khemani LD, 2003).

e.       Nilai komersial
   Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu) banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias karena bunganya yang sangat indah. Selain itu, Martha Tilaar sendiri lalu mengeluarkan empat produk yang mengandung ekstrak bunga kembang sepatu ini. Keempat produk itu adalah night cream yang juga mengandung ekstrak madu, serta produk UV Whitening lainnya seperti mask cream, night cream, dan facial scrub yang tentunya setiap produk tersebut masing-masing mempunyai nilai jual (Van Steenis, 2000).

B.     Ixora paludosa (asoka)
a.      Morfologi
   Ixora paludosa (asoka)  tingginya bisa mencapai lebih dari 4 m. Lingkar pangkal batang bisa mencapai  40 cm. Batang tumbuhan dikotil ini berwarna gelap yang kadang-kadang disertai bercak-bercak oleh lumut kerak yang banyak menempel pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya dengan akar tunggang. Kayunya relatif keras. Bentuk daun lonjong dengan ukuran panjang maksimum 24,2 cm dan lebar daun bagian tengah 9,6 cm. Warna bunga merah dengan susunan menggerombol. Sedang untuk asoka hibrida dalam segala hal, ukurannya lebih kecil. Kelebihan dari soka hibrida warna bunganya lebih variatif dan mudah ditanam. Warna bunga asoka hibrida ada yang berwarna merah, jingga, merah muda, kuning dan sebagainya (Syamsuhidayat, 1991).

b.      Klasifikasi
   Adapun klasifikasi asoka menurut Anonim, 2011 adalah sebagai berikut :
Kingdom   :           Plantae     
Divisi         :           Spermatophyta
 Kelas        :           Dicotyledoneae
 Ordo         :           Rubiales
Famili        :           Rubiaceae
Genus        :           Ixora
Spesies      :           Ixora paludosa L



c.       Ekologi
   Ixora paludosa (asoka) dapat tumbuh baik pada tanah sangat gembur, dengan ketinggian 0 – 400 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat bertahan hingga suhu 45°C, dimana terdapat 2 jenis kebutuhan cahaya, yaitu sinar matahari langsung dan tempat dengan kondisi lembab/gelap dengan kelembaban sekitar 70%  (Bohm, dkk, 1995).

d.      Nilai medis
   Ixora paludosa (asoka)  di samping memiliki bunga yang indah, juga berkhasiat sebagai obat luka baru dengan cara menumbuk halus batang dan akarnya yang kemudian dioleskan ke bagian yang terluka. Sedang kandungan kimia dari soka ini adalah saponim dan flavonoida (Lincoln, WA, 1986).

e.       Nilai komersial
Ixora paludosa memiliki nilai komersial yaitu dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias, karena bunga asoka memiliki berbagai macam warna sehingga sangat bagus untuk memperindah taman. Biasanya para pedagang menjual dengan harga Rp 50.000,00 per pot (Anonim, 2011).

C.    Annona muricata (sirsak)
a.      Morfologi
    Bunga-bunganya teratur, 1-2 kuntum berada pada perbungaan yang pendek, berwarna kuning kehijauan, gagang bunga panjangnya sampai 2,5 cm, daun kelopaknya 3 helai, berbentuk segi tiga, tidak rontok, panjangnya sekitar 4 mm, daun mahkota 6 helai dalam 2 baris, 3 lembar daun mahkota terluar berbentuk bundar telur melebar, berukuran 3-5 cm x 2-4 cm. 3 lembar daun mahkota dalam berukuran 2-4 cm x 1,5-3,5 cm.  Benang sarinya banyak, tersusun atas barisan-barisan, menempel di torus yang terangkat, panjangnya 4-5 mm, tangkai sarinya berbulu lebat. Bakal buahnya banyak, berbulu lebat sekali, kemudian gundul (Dada, 2007).

b.      Klasifikasi
   Adapun klasifikasi sirsak menurut Plantamor, 2011 adalah sebagai berikut :
Kingdom   :           Plantae
Divisi         :           Spermatophyta
Kelas         :           Dicotyledoneae                  
Ordo          :           Magnoliales
Famili        :           Annonaceae
Genus        :           Annona
Spesies      :           Annona muricata L

c.       Ekologi
   Sirsak merupakan jenis yang paling mudah tumbuhnya di antara jenis-jenis Annona lainnya dan memerlukan iklim tropik yang hangat dan lembab. Sirsak dapat tumbuh pada ketinggian sampai 1000 meter di atas permukaan laut , dan meluas sampai ke 25° LS pada lahan yang ternaung. Pertumbuhan dan pembungaannya sangat terhambat oleh turunnya udara dingin, serta hujan salju yang ringan saja sudah dapat membunuh pohon sirsak (Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997).

d.      Nilai medis
          Menurut Dr.Hardhi, sirsak mengandung senyawa saponin, polifenol dan juga bioflavonoid yang memiliki khasiat sebagai antioksidan. Selain memiliki rasa yang enak, buah sirsak ini juga membantu memelihara kesehatan, mencegah penyakit serta mengobati penyakit seperti mengobati asma, cacingan, hipertensi, lever, malaria, bronchitis, kencing manis, sembelit dan asam urat.  Hal ini karena buah sirsak juga bisa menurunkan tekanan darah, anti parasit, obat penenang yang berfungsi mengatasi depresi, meningkatkan kekebalan tubuh, radang sendi dan juga untuk asam urat (Van Steenis, 2000).

e.       Nilai komersial
   Annona muricata (sirsak) dapat dijadikan selai buah atau sirop dan dapat juga digunakan dalam pembuatan es krim. Di Indonesia dodol sirsak dibuat dengan cara daging buahnya dipanaskan dalam air dan diberi gula sampai campuran itu mengental. Di Filipina, buah sirsak muda beserta bijinya yang masih lunak digunakan sebagai sayuran. Buah tua yang masih keras dapat dibuat kue yang lezat rasa dan aromanya (Anonim, 2011).

D.    Lantana camara (tahi ayam)
a.      Morfologi
   Lantana camara  merupakan tanaman perdu dengan tinggi 05 - 1,5 meter. Tanaman ini berasal dari Amerika tropis dan tumbuh baik di daerah tropis. Kulit batang berwarna coklat dengan permukaan kasar. Daun berwarna hijau berbentuk oval dengan pinggir daun bergerigi. Permukaan daun kasar karena terdapat bulu. Kedudukan daun berhadapan dan tulang daun menyirip. Herba batang berbulu dan berduri serta berukuran lebih kurang 2 meter. Daunnya kasar, beraroma dan berukuran panjang beberapa sentimeter dengan bagian tepi daun yang bergerigi. Bercabang banyak, ranting bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada varietas yang tidak berduri. Daun tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing pinggir bergerigi tulang daun menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa kasar dengan perabaan permukaan bawah berambut jarang. Bunga dalam rangkaian yang bersifat rasemos mempunyai warna putih, merah muda, dan  jingga kuning (Anonim, 2011).

b.      Klasifikasi
   Adapun klasifikasi Lantana camara menurut Anonim, 2011 adalah sebagai berikut :
Kingdom   :           Plantae              
Divisi         :           Spermatopyta
Kelas         :           Dicotyledoneae
Ordo          :           Lamiales
Famili        :          
Verbenaceae
Genus        :          
Lantana
Spesies      :           Lantana camara L.

c.       Ekologi
    Tanaman ini tumbuh tersebar di daerah tropis hampir seluruh benua. Ditemukan pada tempat-tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau agak ternaung. Terdapat sampai 1.700 meter  di atas permukaan laut., di tempat panas, banyak dipakai sebagai tanaman pagar  (Anonim, 2011).

d.      Nilai medis
   Selain sebagai tanaman hias, Lantana camara linn juga berpotensi sebagai bio insektisida dan obat. Berdasarkan hasil penelitian dari ekstrak daun dan bunga di dapati senyawa- senyawa yang berfungsi sebagai insektisidal, fungisidal, nematisidal, dan anti mikrobakterial. Senyawa senyawa itu yakni  Humule (minyak asiri), Lantadene A, Lantadene B, Lantanolic acid, Lantic acid, b-coryophylle, g-terpidene, a-pinene, dan r-cynaene. Senyawa triterpenoid dari tanaman ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri staphylococus aureus yang merupakan bakteri patogen pada penyakit saluran pernafasan (Anonim, 2011).

e.       Nilai komersial
   Tanaman ini belum diketahui nilai jualnya, karena tanaman ini bisa di dapatkan di mana-mana. Tanaman ini juga biasanya digunakan sebagai obat tradisional, dan belum ada obat herbalnya sehingga belum diketahui nilal jualnya. (Sumiati, 2011).

E.     Musaenda frondosa (nusa indah)
a.      Morfologi
   Bunga nusa indah memiliki batang  yang tingginya mencapai sekitar  2-5 meter. Berbentuk bulat, memiliki percabangan yanga  rapat, permukaan batang yang  kasar, berwarna coklat. Bunga nusa indah juga mempunyai daun  tunggal, berhadapan, bertangkai bulat, berbulu, panjang panjangnya sekitar  1-3 cm.  Berwarna hijau  kemerahan,helaian daun benluk oval atau lonjong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 8-15 cm, lebar 4-8 cm, permukaan berbulu. Mempunyai susunan bunga majemuk, di ujung cabang atau batang, bentuk malai, kelopak semu bentuk oval, ukuran seperti daun, dasar mahkota bentuk tabung, ujung lepas, 4 helai, warna oranye, permukaan berbulu. Mempunyai biji tunggang,  berwarna kuning kecoklatan, dan bijinya berbentuk lanset, kecil, berwarna coklat. Akar dari bunga nusa indah adalah berakar serabut dan berwarna putih kekuningan (Anonim, 2011).


b.      Klasifikasi
   Adapun klasifikasi dari tumbuhan Mussaenda frondosa menurut Anonim 2011  sebagai berikut:
Kingdom   : Plantea
Divisi         : Spermatophyta
Kelas         : Dicotyledoneae
Ordo          : Rubiales
Family       : Rubiaceae
Genus        : Mussaenda
Spesies      : Mussaenda  frondosa

c.       Ekologi
   Bunga nusa indah (Mussaenda frondosa) dapat dijumpai di halaman muka rumah yang fungsinya mempercantik tampilan rumah tersebut. Namun, tanaman hias yang terkadang bisa tumbuh liar di semak dan lereng bukit ini ternyata memiliki khasiat sebagai obat.  Dapat tumbuh pada daerah  dataran rendah hingga dataran tinggi atau pada ketinggian 1 meter hingga 1.700 meter di atas permukaan laut. Dapat berbunga pada musim panas dan pemanenan dapat dilakukan sepanjang tahun (Anonim, 2011).

d.      Nilai medis
   Daun dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan dapat dijadikan obat, bisa digunakan untuk pemakaian luar dan pemakaian dalam. Penyakit yang dapat diobati atau disembuhkannya adalah sebagai anti bakteri, anti radang, pembersih darah dan penurun panas, selain itu digunakan sebagai  obat  influensa dan obat batuk/bronkitis. Batang dari bunga nusa indah juga dapat digunakan untuk  mengatasi dan mecegah kanker payudara. Kandungan kimia yang dimilikinya adalah mengandung saponin, kardenolin dan polifenol (Anonim, 2011).

e.       Nilai komersial
   Nilai komersial dari bunga nusa indah belum dapat diketahui karena bunga nusa indah dapat dijumpai di halaman rumah sebagai tanaman hias. Karena bunga nusa indah atau biasa disebut dengan daun putri hanya digunakan sebagai obat tradisional dan belum ada obat herbalnya, jadi boleh di katakan nilai jualnya belum ada (Anonim, 2011).


BAB III
METODOLOGI
A.    Waktu dan Tempat
      Praktikum morfologi tumbuhan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal   : Sabtu, 23 april 2011
Waktu             : 13.00-17.00 WITA
Tempat            : Laboratorium Biodiversity FMIPA UNTAD
B.     Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :
1.      Buku gambar
2.      Alat tulis menulis
3.      Bunga Cassea seamea
4.      Bunga Ixora paludosa
5.      Bunga Lantana camara
6.      Bunga Leucaena glauca
7.      Bunga Arthocarpus heterophylla
8.      Bunga Hibiscus rosa-sinensis
9.      Bunga Helianthus annus
10.  Bunga Annona muricata
11.  Bunga Bougainvilea spectabilis
12.  Bunga Musaenda frondosa
13.  Bunga Zea mays
14.  Bunga Clitoria ternatea
15.  Bunga Passiflora foetida
16.  Bunga Mangifera indica
17.  Bunga Cocos nucifera
18.  Bunga Croton tiglium
19.  Bunga Cucurbita muscata
20.  Bunga Citrus Sp.
C.    Prosedur kerja
    Adapun prosedur kerja dari praktikum bunga majemuk dan bunga tunggal ini yaitu :
1.      Menuliskan nama spesies dan family tumbuhan tersebut
2.      Menggambar dan member keterangan bagian-bagiannya
v  Tangkai bunga / ibu tangkai bunga (pedunculus)
v  Daun pelindung (brachtea)
v  Tangkai bunga (pedicellus)
v  Bunga dan bagian-bagiannya (Androcium, Gynacium, Calyx dan corolla).
3.      Menentukan susunan bunga majemuk :
v  Tandan (racemes)
v  Untai/bunga lada (amentum)
v  Cawan (corymbus)
v  Kepala / Bongkol (captilum)
v  Malai rata (corymbus racemosus)
v  Payung majemuk (umbella compositae)
v  Bulir (spica)
v  Tongkol (spadix)
v  Payung (umbella)
v  Periuk (hipantodium)
v  Malai (panicula).
4.      Menentukan bagian-bagian bunga :
v  Dasar bunga (receptaculum)
v  Kelopak bunga (calyx)
v  Mahkota bunga (corolla)
v  Androcium (anther, filamen)
v  Gynacium (stigma, stilus, ovarium).

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
No
Gambar
Keterangan
1.













Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu)
Famili : Malvaceae
Bunga tunggal (planta uniflora)
·         Tangkai daun (pedicellus)
·         Brachtea (daun-daun pelindung)
·         Mahkota (corolla)
·         Kelopak (calyx)
·         Gynacium (putik)
·         Androcium (benang sari)

2.















Ixora paludosa (asoka)
Famili : Rubiaceae
Bunga majemuk (planta multiflora)
·         Ibu tangkai bunga (pedunculus)
·         Tangkai bunga (pedunculus)
·         Brachtea (daun-daun pelindung)
·         Mahkota (corolla)
·         Kelopak (calyx)
·         Gynacium (putik)
·         Androcium (benang sari)


3.













Annona muricata (sirsak)
Famili : Annonaceae
Bunga tunggal (planta uniflora)
·         Ibu tangkai bunga (pedunculus)
·         Tangkai bunga (pedicellus)
·         Mahkota (corolla)
·         Kelopak (calyx)
·         Gynacium (putik)
·         Androcium(benang sari)

4.
















Lantana camara (tahi ayam)
Famili : Verbenaceae


Bunga majemuk (planta multiflora)
Bunga majemuk bongkol (capitulum)
·         Ibu tangkai bunga (pedunculus)
·         Tangkai bunga (pedicellus)
·         Mahkota (corolla)
·         Brachtea (daun-daun pelindung)
·         Androcium (putik)
5.











Musaenda frondosa (kingkilaban)
Famili : Rubiaceae

Bunga majemuk (polenta multiflora)
·         Ibu tangkai bunga (pedunculus)
·         Tangkai bunga (pedicellus)
·         Mahkota (corolla)
·         Kelopak (calyx)
·         Gynacium (putik)
·         Androcium (benang sari)



B.     Pembahasan
1.      Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu)
   Hibiscus rosa-sinensis merupakan tanaman berbunga tunggal (planta uniflora), yaitu bunga pada tumbuhan ini hanya menghasilkan satu bunga saja. Berdasarkan tata letaknya, bunga kembang sepatu terletak di ketiak daun (flos lateralis) dan bunganya terpencar dan terpisah-pisah (flores sparsi). Bunga kembang sepatu terdiri dari pedicellus (tangkai bunga), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya. Selain pedicellus terdapat perianthium (hiasan bunga) yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun dan masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang yang masih jelas. Hiasan bunga yang ada pada kembang sepatu yaitu calyx (kelopak) yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Selain calyx, ditemukan pula corolla (mahkota) yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Fungsi dari corolla adalah sebagai alat yang mempunyai daya penarik dan pelindung alat-alat persarian (benangsari dan putik). Kembang sepatu memiliki corolla yang bersifat diapetalae.
   Kembang sepatu termasuk bunga lengkap (flos completus) karena terdiri dari calyx, corolla, stamen dan pistilum. Kembang sepatu memiliki kelamin bunga yaitu berkelamin dua atau bunga banci (hermaphroditus), yaitu androcium (alat kelamin jantan) yang berupa benang sari (stamen) dan gynacium (alat kelamin betina) berupa putik (pistilum). Kembang sepatu memiliki rumus bunga yaitu calyx (K) 5 helai, corolla (C) 5 helai, androcium (A) tak terhingga, dan gynacium berjumlah 5. Adapun rumus bunga kembang sepatu yaitu K5, C5, A∞, G5.
                                                
2.      Ixora paludosa (Asoka)
   Ixora paludosa merupakan tanaman berbunga majemuk (planta multiflora) termasuk dalam tumbuhan majemuk tak berbatas (inflorescentian racemosa) yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan”acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ibu tangkai) dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Berdasarkan tata letaknya, bunga asoka terletak pada ujung batang (flos terminalis)dan bunganya berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang beraneka ragam. Bunga asoka terdiri dari ibu tangkai bunga (pedunculus), yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi, pedicellus (tangkai bunga) yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya, dan brachtea (daun-daun pelindung) yaitu bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya. Pada bunga asoka terdapat calyx (kelopak) yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Selain itu terdapat juga corolla (mahkota) yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Fungsi dari corolla adalah sebagai alat yang mempunyai daya penarik dan pelindung alat-alat persarian (benangsari dan putik). Susunan bunga majemuk Ixora paludosa malai rata (corymbus ramosus) yaitu ibu tangkai mengadakan percabangan, demikian pula seterusnya cabangnya, tetapi cabang-cabang tadi mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga seakan-akan semua bunga pada bunga majemuk ini terdapat pada suatu bidang datar atau agak melengkung. Terdapat pula putik (pistilum) yang merupakan alat kelamin betina. Ixora paludosa  ini merupakan tanaman yang berbunga betina (flos femineus), yaitu bunga yang tidak mempunyai benang sari melainkan hanya putik saja. Ixora paludosa memiliki rumus bunga yaitu calyx (K) 4 helai. Corolla (C) 4 helai, androcium (A) tidak ada, dan gynacium (G) 1. Adapun rumus bunga Ixora paludosa yaitu K4. C4. A0, G1.

3.      Annona muricata (sirsak)
   Annona muricata (sirsak) merupakan tanaman berbunga tunggal (planta uniflora) yaitu bunga pada tumbuhan ini hanya menghasilkan satu bunga saja. Bertalian dengan letak dan susunan bagian-bagian bunga, sirsak termasuk hemicyclis yaitu bunga yang sebagian bagian-bagiannya duduk dalam lingkaran dan sebagian lain terpencar atau menurut garis spiral. Bunga sirsak terdiri dari pedunculus (ibu tangkai bunga) yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi, pedicellus (tangkai bunga) yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya. Pada sirsak terdapat calyx (kelopak) yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Selain itu terdapat juga corolla (mahkota) yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Fungsi dari corolla adalah sebagai alat yang mempunyai daya penarik dan pelindung alat-alat persarian (benangsari dan putik). Terdapat pula putik (pistilum) yang merupakan alat kelamin betina (gynacium) dan benang sari (stamen) yang merupakan alat kelamin betina (androcium). Annona muricata memiliki rumus bunga yaitu calyx (K) 3 helai. Corolla (C) 3 helai, androcium (A)∞ dan gynacium (G) 1. Adapun rumus bunga sirsak yaitu K3, C3, A∞, G1.

4.      Lantana camara (tahi ayam)
    Lantana camara merupakan tanaman berbunga majemuk (planta multiflora), merupakan bunga majemuk tak berbatas (inflorescentian racemosa) yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan”acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ibu tangkai) dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas, termasuk dalam bunga majemuk bongkol (capitulum) yaitu suatu bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak. Lantana camara terdiri dari pedunculus (ibu tangkai bunga) yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi, pedicellus (tangkai bunga) yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya, dan brachtea (daun-daun pelindung) yaitu bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya. Selain itu, terdapat perianthium (hiasan bunga) yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun dan masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang yang masih jelas. Hiasan bunga yang ada pada tumbuhan ini yaitu corolla (mahkota), bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Fungsi dari corolla adalah sebagai alat yang mempunyai daya penarik dan pelindung alat-alat persarian (benangsari dan putik). Lantana camara memiliki corolla yang bersifat diapetalae. Terdapat pula benang sari (stamen) yang merupakan alat kelamin jantan (androcium). Lantana camara merupakan tanaman berbunga jantan (flos masculus). Lantana camara memiliki rumus bunga yaitu calyx (K) tidak ada, corolla (C) 4 helai, androcium (A) 4, dan gynacium (G) tidak ada. Adapun rumus bunga Lantana camara yaitu K0, C4, A4, G0.

5.      Musaenda frondosa (Nusa indah)
   Bunga nusa indah merupakan tanaman berbunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa) yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan”acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ibu tangkai) dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas, mempunyai susunan bunga majemuk tandan (racemes) karena bunga tangkainya nyata, duduk pada ibu tangkainya. Musaenda frondosa terdiri dari ibu tangkai daun (pedunculus) yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi, tangkai daun (pedicellus) yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya. Selain itu, terdapat perianthium (hiasan bunga) yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun dan masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang yang masih jelas. Hiasan bunga yang ada pada tumbuhan ini yaitu corolla (mahkota), bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Fungsi dari corolla adalah sebagai alat yang mempunyai daya penarik dan pelindung alat-alat persarian (benangsari dan putik). Musaenda frondosa memiliki corolla yang bersifat diapetalae. Bunga Mussaenda frondosa memiliki kelamin ganda (hermaprodiatus) karena androcium dan gynacium terdapat dalam satu bunga.  Bunga nusa indah  memiliki rumus bunga adalah sebagai berikut K5, C5, A5, G1.



























·         Tabel Pengamatan
No
Spesies
Rumus bunga
Diagram bunga
1.
Hibiscus-rosa sinensis
K5, C5, A∞,G5

2.
Ixora paludosa
K4, C4, A0,G1








3.
Annona muricata
K3, C3, A∞, G1

4.
Lantana camara
K0, C4, A4, G0

5
Musaenda frondosa
K5, C5, A5, G1


BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
    Adapun kesimpulan yang dapt ditarik dari praktikum “Bunga tunggal dan bunga majemuk” ini yaitu :
1.      Tumbuhan yang berbunga tunggal (planta uniflora) adalah tumbuhan yang hanya mengjasilkan satu bunga saja, sedangkan tumbuhan berbunga majemuk (planta multiflora) yaitu suatu bunga yang dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya
2.      Ada tiga macam bentuk bunga majemuk yaitu :
·         Bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa)
·         Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa)
·         Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta).

B.     Saran
Saya selaku praktikan berharap kepada asisten agar dapat membantu praktikannya dalam kegiatan praktikum sehingga dapat menghindari kesalahan dalam kegiatan praktikum. Selain itu, saya berharap agar kegiatan praktikum dapat dilaksanakan tepat pada waktu yang telah ditentukan agar praktikan dapat menyelesaikan segala tugas yang diberikan didalam laboratorium.

DAFTAR  PUSTAKA
Anonim, 2011,   http://www . plantamor  .com /index .php? plant=955, diakses pada tanggal 24 April 2011, pukul 15.00 WITA.


Anonim, 2011, http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=585, diakses pada tanggal 24 April 2011, pukul 15.00 WITA.

Morton, J. 1987. Mango. p. 221–239. In: Fruits of warm climates. Julia F.
Morton, Miami, FL. New York.

Syamsuhidayat, Sugati S., dan Hutapea, J.R., 1991,  Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Edisi ke-2, Departemen Kesehatan RI Bagian Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Tjitrosoepomo,G, 1994, Morfologi Tumbuhan, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.


Van Steenis, C.G.G.J. 1981. Flora, untuk sekolah di Indonesia. PT Pradnya
      Paramita. Jakarta.

No comments:

Post a Comment