Sunday, November 13, 2011

Pengenalan Alat Sterilisasi Mikrobiologi

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
        Pada saat sekarang ini ,dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan, maka semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai pada mikrooorganisme yang tak dapat di lihat dengan mata telanjang/berukuran kecil. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Para peniliti mulai mencari tahu akan apa yang terkandunng pada mikroorganisme tersebut. Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara- cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta teknik / cara penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Hal ini dilakukan untuk memuddahkan berlangsungkan suatu penelitian. 
           Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang cara- cara / teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda .
           Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui teknik pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan prinsip kerja setiap alat laboratorium mikrobiologi. Selain itu pula untuk mengetahui teknik sterilisasi dari alat-alat tersebut.

B.       Tujuan
                 Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1.       Mengenal alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi
2.      Memahami fungsi dan cara penggunaan alat-alat mikrobiologi dengan benar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

          Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya.Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer,hygrometer dan spektrofotometer,dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph,barograph ( Moningka, 2008).
          Dari uraian tersebut,tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus. Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka,2008).
           Antonie Van Leuwenhook adalah orang yang pertama kali melihat bakteri dengan menggunakan instrumen optik yang terdiri atas lensa bikonvens. Pada waktu itu ia menemukan bakteri dalam berbagai cairan, diantara cairan tubuh, air, ekstrak lada, serta bir. Penemuan mikroskop pada waktu itu membuka peluang unttuk dilakukannya penelitian mengenai proses terjadinya fermentasi dan penemuan jasad renik penyebab penyakit (Ferdias, 1992).
          Mikroskop adalah alat yang paling khas dalam laboratorium mikrobiologi yang memberikan perbesaran yang membuat kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop yang tersedia menungkinkan jangkauan perbesaran yang luas dari beberapa kali hingga ribuan kali (Lay,1994).



Adapun alat-alat yang dipergunakan pada laboratorium mikrobiologi antara lain (Blacksweetranger,2008) :
 • Mikroskop Cahaya (Brightfield Microscope)
          Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya.    Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm. berikut merupakan uraian tentang cara penggunaan bagian-bagiandan spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus CH20 yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi.
 • Autoklaf
          Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
 • Inkubator (Incubator)
           Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC.
• Hot plate stirrer dan Stirrer bar
         Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.


 • Colony counter
           Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset.
 • Biological Safety Cabinet
           Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan.
 • Mikropipet (Micropippete) dan Tip
          Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl. dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.
 • Cawan Petri (Petri Dish)
          Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
 • Tabung reaksi (Reaction Tube / Test Tube)
          Di dalam mikrobiologi, tabung reaksi digunakan untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar). Untuk membuat agar miring, perlu diperhatikan tentang kemiringan media yaitu luas permukaan yang kontak dengan udara tidak terlalu sempit atau tidak terlalu lebar dan hindari jarak media yang terlalu dekat dengan mulut tabung karena memperbesar resiko kontaminasi. Untuk alasan efisiensi, media yang ditambahkan berkisar 10-12 ml tiap tabung.
• Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
          Berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dll. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.
 • Gelas ukur (Graduated Cylinder)
          Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan.
• Tabung Durham
          Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).
 • Jarum Inokulum
           Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating).
          Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi (Indra, 2008) :
 1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
 2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
 • Pemanasan
a.         Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara   langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b.        Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c.         Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d.        Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf.
 • Penyinaran dengan UV
          Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV
 3. Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.






BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
Adapun alat – alat yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1.    Cawan petri                            14. Tabung reaksi
2.    Oven                                       15. Lemari pendingin
3.    Enkas                                      16. Neraca ohaus
4.    Autoclave                               17. Gelas ukur
5.    Inkubator                                18. Erlenmeyer
6.    Colony counter                       19. Bunsen 
7.    Mikroskop                               20. Rak tabung reaksi
8.    Batang pengaduk                    21. Pipet tetes
9.    Deglass                                   22. Handsprayer
10.  Objek gelas                              23. Jarum ose
11.  Hot plate                                  24. Thermometer
12.  Labu ukur                                 25. Pipet mikro
13.  Jarum suntik/spoid                



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
No.
Nama Alat
Gambar
Fungsi
1.
Tabung Reaksi


Untuk menyimpan media, baik cair maupun agar
2.
Bunsen

Untuk sterilisasi jarum ose  dan alat-alat yang terbuat dari logam.
3.
Erlenmeyer





Membuat medium, menyimpan medium dan mencampurkan zat.
4.
Gelas Ukur




 
Untuk mengukur larutan.
5.
Cawan Petri
Wadah menumbuhkan mikroba pada saat isolasi.

6.
Enkas

Tempat inokulasi atau tempat melakukan pembiakan mikroba.
7.
Colony Counter

Menghitung jumlah koloni yang tumbuh dalam cawan petri.
8.
Jarum Suntik

Untuk mengambil ekstrak atau mikroba yang ditumbuhkan pada medium cair, apabila menggunakan metode sebar.
9.
Pipet Tetes


Untuk memindahkan sedikitnya zat cair/larutan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi.
10.
Neraca Ohaus
Untuk menimbang zat atau medium.
11.
Autoclave

Untuk sterilisasi alat dan media.
12.
Mikroskop

Untuk mengamati benda-benda yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
13.
Inkubator

Untuk menumbuhkan mikroorganisme yang ingin  ditumbuhkan (untuk menginkubasi).
14.
Oven
Untuk sterilisasi alat-alat yang terbuat dari kaca.
15.
Objek glass
Untuk pewarnaan bakteri.
16.
Handsprayer

Tempat untuk menyimpan alkohol
17.
Batang Pengaduk

Mengaduk medium yang akan dipanaskan

18.
Termometer
Untuk mengukur suhu medium.
19.
Jarum ose
Menginokulasi mikroba yang akan dipindahkan ke medium lain.
20.
Deglass
Untuk menutup bakteri pada objek gelas.
21.
Pipet mikro
Untuk mengambil larutan dalam skala yang cukup kecil.
22.
Hot plate
Untuk mencairkan media yang padat.
23.
Labu ukur
Untuk mengukur dan melarutkan media yang cair.
24.
Rak tabung reaksi
Sebagai tempat penyimpanan tabung reaksi.
25.
Lemari pendingin
Tempat penyimpanan dan pendinginan bahan atau sampel.



4.2 Pembahasan
           Berdasarkan hasil pengamatan didalam laboratorium dapat diketahui beberapa alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dan dijelaskan juga fungsi serta cara penggunaan alat. Alat-alat ini seperti tabung reaksi yang berfungsi sebagai media pertumbuhan dan penampungan cairan lainnya seperti pelarut selain itu juga dapat dapat diisi dengan media padat. Bunsen berfungsi sebagai alat untuk mensterilkan bahan yang terbuat dari kaca dan juga dipakai mensterilkan alat lainnya seperti ose dan jarum inocolom dengan cara memanaskan, cara penggunaan bunsen yaitu dengan cara menyalakan sumbu yang terdapat pada Bunsen. Tabung reaksi adalah gelas tahan panas yang berfungsi untuk melakukan suatu reaksi kimia dan wadah penyimpanan medium atau larutan yang akan disterilkan. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan medium dengan volume tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala. Rak tabung reaksi yang pada umumnya terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai tempat menyimpan tabung reaksi. Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang akan digunakan dalam suatu pengkulturan, labu Erlenmeyer juga dapat digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades, serta mengkultivasi mikroba dalam kultur cair. Labu ukur adalah wadah yang terbuat dari gelas jernih dengan penutup, leher panjang dan berfungsi untuk menyimpan hasil ekstraksi dan pengenceran. Cara penggunaannya  memasukkan zat atau larutan yang akan diencerkan ke dalam labu ukur kemudian menambahkan aquadest sampai batas garis skala yang telah ditentukan.
          Gelas ukur berfungsi mengukur larutan, cairan atau tepung pada berbagai ukuran volume. Gelas ukur ini terbuat dari kaca dan cara penggunaannya dengan melihat volume yang tertera pada gelas ukur tersebut.
          Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata. Cawan ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media. Cara penggunaannya  yaitu, medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup dengan menggunakan penutup cawan
          Enkas merupakan sebuah kotak tertutup, terbuat dari kaca/playwood yang dibagian depannya terdapat dua lubang untuk memasukkan tangan pemakai. Untuk mensterilkan bagian dalamnya bisa dilakukan dengan cara menyemprotkan alkohol 95% atau formalin cair. Fungsinya yaitu digunakan dalam pengerjaan media biakan secara aseptis, untuk melakukan isolasi dan inokulasi bakteri agar tidak terkontaminasi oleh bakteri lainnya.
         Otoklaf yaitu alat yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan. Alat ini terdiri dari bejana tekanan tinggi yang dilengkapi manometer dan klep bahaya. Otoklaf dipakai untuk sterilisasi medium atau larutan atau alat-alat yang tidak tahan suhu tinggi. Prinsip kerjanya yaitu mensterilkan dengan bantuan uap.
           Inkubator adalah suatu unit atau suatu kabinet yang suhunya dapat diatur untuk menyimpan organisme guna tujuan tertentu. Pada prinsipnya sama dengan oven, hanya terdapat sedikit perbedaan yaitu pada inkubator terdapat 2 pintu sedangkan pada oven hanya 1 pintu. Berfungsi untuk menginkubasi mikroba yang diinginkan pada suhu optimum pertumbuhannya. Cara  kerjanya adalah menginkubasi sesuai suhu yang diinginkan. Hand sprayer berfungsi sebagai tempat atau wadah alkohol dalam penyemprotan alat yang akan disterilkan. Kaca objek fungsinya sebagai tempat penyimpanan mikroba yang akan diteliti di mikroskop, alat ini saat digunakan selalu berpasangan dengan objek glas. Dek glas berfungsi sebagai alat penutup pada kaca objek dan alat ini terbuat dari kaca yang sangat tipis.
          Thermometer berfungsi mengukur suhu suatu larutan atau inkibator. Hot plate berfungsi untuk memanaskan larutan dan mencairkan media yang padat. Lemari pendingin yaitu suatu alat elektronik yang digunakan untuk menyimpan bahan atau alat yang telah disterilisasi dengan proses pendinginan. Prinsip kerjanya yaitu, mengawetkan mikroba/medium sesuai pada suhu yang diinginkan
Colony counter  berfungsi mempermudah perhitungan koloni bakteri atau jamur yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Cara menggunakannya yaitu setelah kita ON-kan, kita menyimpan cawan petri yang berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, mengatur alat penghitung pada posisi dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung.
          Batang pengaduk yang digunakan dalam praktikum ini biasanya terbuat dari kaca atau dari pyrex sehingga dapat dipanaskan dengan otoklaf. Alat ini berfungsi untuk mengaduk bahan kimia atau menghomogenkan medium yang akan dibuat. Prinsip kerjanya yaitu menghomogenkan dengan cara mengaduk larutan tersebut dengan menggunakan batang pengaduk. Jarum suntik berfungsi mengambil ekstrak mikroba yang ditumbuhkan pada medium cair.
          Ose adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang, ada yang berbentuk lurus dan adapula yang bulat. Berfungsi untuk memindahkan atau mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang akan digunakan kembali. Prinsip kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati
Mikroskop fungsinya untuk mengamati mikroba-mikroba beserta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam setiap siklus hidupnya. Alat ini terdiri dari beberapa lensa dan alat ini sangat bermanfaat atau dibutuhkan dalam melihat mikroba yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat oleh mata secara telanjang.  Mikroskop dibagi menjadi dua yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Pada percobaan ini digunakan mikroskop cahaya yaitu merupakan mikroskop yang mempunyai bagian – bagian yang terdiri dari alat-alat yang bersifat optik, berguna untuk mengamati benda-benda atau preparat yang transparan.  Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa ialah mikroskop ultraviolet, karena cahaya ultraviolet tak dapat dilihat oleh mata manusia maka bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya. Mikroskop ini menggunakan lensa kuarsa. Mikroskop cahaya mempunyai keuntungan yaitu hemat terhadap penggunaan listrik. Bagian–bagian mikroskop yaitu:
1.        Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang bersifat maya dan tegak. Lensa objektif berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran untuk kekuatan 4x, 10x, 40x dan 100x.
2.        Kondensor berfungsi untuk mengatur bayangan yang akan diamati atau untuk menaikkan dan menurunkan kondensor.
3.        Reflektor berfungsi untuk menerima cahaya yang masuk atau dapat memperjelas cahaya yang akan datang.
4.        Tubuh mikroskop berfungsi untuk tempat terjadinya proses bayangan antara lensa objektif dengan lensa okuler.
5.        Makrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler objektif sehingga tepat fokusnya secara kasar dan jelas.
6.        Mikrofokus berfungsi untuk mengatur jarak okuler sehingga tepat fokusnya secara tajam.
7.        Revolver berfungsi sebagai tempat lensa objektif.
8.        Meja objek berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati.
9.        Penjepit berfungsi untuk memperkokoh kedudukan preparat agar tidak goyang.
10.    Pengatur kondensor berfungsi sebagai pengatur letak lensa kondensor terhadap preparat.
11.    Pemegang (lengan) berfungsi untuk memegang mikroskop.
12.    Diafragma berfungsi mengatur cahaya yang masuk dalam mikroskop.
13.    Kaki atau dasar berfungsi untuk memperkokoh kedudukan mikroskop.


BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
          Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Alat-alat mikrobiologi memiliki nama, fungsi dan cara penggunaan yang berbeda-beda.
2.      Alat-alat mikrobiologi pada umumnya terbuat dari kaca, karena kaca tidak dapat bereaksi dengan zat kimia dan tahan terhadapa panas
3.      Sterilisasi alat gelas dengan menggunakan oven,sedangkan alat non gelas dengan menggunakan autoklaf dan alat lain ; ose dengan cara dipijarkan dan enkas dengan cara menyemprotkan alkohol kemudian menyalakan bunsen saat pengerjaan.

B.       Saran
          Pada saat dijelaskan praktikan memperhatikan dengan baik kegunaan, fungsi, dan cara penggunaan alat agar tidak terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan.

DAFTAR PUSTAKA
Blacksweetheart., 2008 , http:/wordpress.com/Pengenalan- alat/Blacksweetranger’s  /Blog.htm .diakses tanggal 29 Oktober 2011
 Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
 Indra., 2008, http//ekmon-saurus/bab-3-Sterilisasi/.htm . diakses tanggal 29 Oktober 2011
 Lay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
 Moningka, Harvey., 2008, http://harveymoningka.wordpress.com/teknik- laboratorium- pengenalan-alat-dan-bahan/trackback/.diakses tanggal 29 Oktober 2011


No comments:

Post a Comment