BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada epidermis terdapat lubang kecil
yang dibatasi oleh dua sel khusus, yang disebut sel penutup. Sel penutup dengan
lubangnya disebut stoma. Pada beberapa tumbuhan, stoma ada yang mempunyai
tetangga. Stoma ini secara morfologi berbeda dari sel epidermis lainnya. Pada
umumnya stomata terdapat pada daun. Stomata pada umumnya membuka saat matahari
terbit dan menutup saat hari gelap. Proses pembukaan berlangsung 1 jam dan
penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sor. Banyak sekali faktor yang
mempengaruhi membukan dan menutupnya stomata. Faktor lingkungan merupakan
faktor krusial yang dapat mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata. Faktor
lingkungan merupakan faktor krusial dapat yang dapat mempengaruhi membuka dan
menutupnya stomata. Misalnya kelembapan udara, intensitas cahaya, dan suhu
udara. Bila intensitas cahaya tinggi, suhu yang dihasilkan juga tinggi artinya
kelembapan rendah dan hal ini menyebabkan stomata membuka. Sebaliknya, bila
intensitas cahaya rendah, suhu dan rendah dan kelembaban udara tinggi, stomata
akan menutup.
Stomata merupakan lubang tempat keluar
masuknya air dan udara pada tumbuhan. Keluar masuknya air dan udara ini
dilakukan dengan cara osmosis atau difusi dimana ketika proses tersebut
berlangsung keadaan sel akan berubah sesuai dengan konsentrasi zat yang masuk
atau keluar, baik zat pelarut pelarut maupun zat terlarut. Apabila konsentrasi
air di luar sel lebih tinggi, maka air akan masuk ke dalam sel hingga keadaan
sel menjadi turgid. Begitu pula dengan zat terlarut (misalnya gula) yang
konsentrasinya lebih tinggi diluar diluar sel, zat terlarut tersebut akan masuk
kedalam sel. Akan tetapi, zat terlarut itu tidakan membuat sel menjadi turgid
atau kencang, namun menjadikan sel lembek atau flacid. Keadaan turgid dan
flacidnya sel ini diindikasikan menjadi salah satu penyebab membuka dan
menutupnya stomata. Oleh karena itulah di lakukan pengujian terhadap daun Rhoe
discolor.
1.2 Tujuan
Mengamati perubahan suhu dan intensitas
cahaya terhadap kecepatan dan fotosintesis
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pada
epidermis terdapat lubang kecil yang dibatasi oleh dua sel khusus, yang disebut
sel penutup. Sel penutup dengan lubangnya disebut stoma (stomata). Pada
beberapa tumbuhan, stoma ada yang mempunyai sel tetangga. Sel ini secara
morfologi berbeda dari sel epidermis lain, yaitu terdiri atas dua atau lebih
sel tetangganya yang mengelilingi sel penutup yang tampaknya berhubungan secara
fungsi. Stoma dengan sel tetangga disebut stomata kompleks. Sel tetangga
biasanya berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk stoma,
tetapi dapat juga berkembang dari saudara sel induk (Mulyani, 2006).
Proses
membuka dan menutupnya stomata, salah satunya dapat dijelaskan melalui proses
perubahan turgor sel penutup. Perubahan ini dipengaruhi oleh keadaan cairan
penutup (penjaga). Turgor tinggi apabila ada air yang masuk (hal ini terjadi
bila potensial air sel penutup lebih rendah dari sel sekitarnya). Stomata
terbuka karena air dari sel tetangga masuk ke dalam sel penutup, sehingga
turgornya naik. Kalau air dari sel penutup kembali ke sel tetangga, sel
tetangga akan mengembang dan mendorong sel penutup ke muka sehingga stomata
tertutup (Harso, 2011).
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata.
Antara lain kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya, dan
ketersediaan air. Faktor ketersediaan air berhubungan dengan turgiditas
pada sel. Bila tumbuhan kekurangan air, transpirasi akan berkurang karena
stomata menutup akibat turunnya tekanan turgor sel penutup. Membuka dan
menutupnya stomata penting bagi proses asimilasi CO2 dan juga
keseimbangan air dalam tanaman. Membuka menutupnya stomata tergantung
pada perubahan turgor sel penjaga (sel stomata). Turgor yang tinggi
menyebabkan stomata membuka sebaliknya turgor yang rendah akan menyebabkan
stomata menutup. Mekanisme mebuka dan menutupnya stomata berdasarkan
suatu perubahan turgor itu adalah akibat dari perubahan nilai osmosis dari isi
sel-sel penutup (Ampara, 2009).
Stomata
akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel
penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut.
Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai
potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi
rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut
(solute) di dalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka
potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor
sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk
memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam
sel tersebut harus ditingkatkan (Antono, 2008).
Aktivitas
stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel pembantu.
Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung
dan dinding sel yang tebal yang mengelilingi lubang (tidak dapat menggembung
cukup besar) menjadi sangat cekung, lubang stomata akan terbuka. Oleh karena
itu membuka dan menutupnya stomata tergantung pada perubahan-perubahan
turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup turgid lobang membuka
dan sel-sel mengendor pori/lobang menutup. Stomata membuka karena
sel penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel penjaga yang menggembung
akan mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat. Stomata
bekerja dengan caranya sendiri karena sifat khusus yang terletak pada anatomi
submikroskopik dinding selnya. Sel penjaga dapat bertambah panjang,
terutama dinding luarnya, hingga mengembang ke arah luar. Kemudian,
dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril tersebut yang mengakibatkan
stomata membuka (Ampara, 2008)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat
Adapun
Waktu Dan Tempat Pada Praktikum Ini Adalah :
Hari/Tanggal : Senin,
15 Oktober 2012
Waktu : 15.00
Sampai Selesai
Tempat :
Laboratorium Biodiversity Jurusan Biologi FMIPA
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
1. Mikroskop
2. Deglass
dan objekglass
3. Pipet
tetes
4. Pinset
5. Silet
6. Tissue
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
1. Daun Rhoe discolor (adam hawa)
2. Larutan sukrosa
10%
3. Air
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari praktikum ini
sebagai berikut
1.
Membuat sayatan epidermis bawah dari daun Rhoe discolor dengan silet.
2.
Meletakkan pada objekglass dengan menggunakan
setetes air, selanjutnya menutup dengan deglass.
3.
Mengamati di bawah mikroskop dan menghitung
stomata dalam keadaan membuka dan menutup.
4.
Mengganti reagen air dengan larutan sukrosa 10%
dengan cara meneteskan pada sisi deglass dan menghisapnya dengan menggunakan
tissue pada sisi launnya dan sambil terus mengamatinya di bawah mikroskop.
5.
Mengamati perubahan apa yang terjadi.
6.
Kemudian, Mengganti reagen glukosa 10% dengan
larutan air dengan cara meneteskan pada sisi deglass dan menghisapnya dengan menggunakan
tissue pada sisi lainnya dan sambil terus mengamatinya di bawah mikroskop.
7.
Mengamati perubahan apa yang terjadi.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Stomata terbuka
|
Stomata tertutup
|
Gambar
|
1
|
Air
|
10
|
4
|
|
2
|
Larutan
sukrosa
10 %
|
7
|
5
|
|
3
|
Air
|
-
|
-
|
|
4.2 Analisa Data
Menghitung
persentasi jumlah stomata yang terbuka dan jumlah stomata keseluruhan adalah 22.
a. Pemberian
air (H2O) pertama
1. Untuk
stomata terbuka
%
stomata terbuka = x 100%
= x 100% = 45,45%
2. Untuk
stomata tertutup
%
stomata tertutup = x 100%
= x 100% =18,18%
b.
Larutan sukrosa 10%
1.
Untuk stomata terbuka
%
stomata terbuka = x 100%
= x 100% = 31,81%
2.
Untuk stomata tertutup
%
stomata tertutup = x 100%
= x 100% = 22,72%
c. Pemberian
air (H2O) ke-2
1.
Untuk stomata terbuka
%
stomata terbuka = x 100%
= x 100% = 0%
2.
Untuk stomata tertutup
%
stomata tertutup = x 100%
= x 100% = 0%
4.3 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
pada daun Rhoeo discolor, stomata yang diamati
dengan menggunakan mikroskop dan diberi perlakuan air berjumlah 14 buah dengan
total stomata yang membuka berjumlah 10 buah dengan persentase sebesar 71,42 %
dan stomata yang menutup berjumlah 4 buah dengan persentase sebesar 28,57%.
Kemudian pada
pengamatan yang kedua, dengan menggunakan preparat yang sama, larutan sukrosa
10% ditambahkan sehingga diperoleh hasil jumlah stomata yang membuka mengalami
perubahan menjadi 12 buah dengan jumlah stomata yang menutup 5 dengan
presentase 41,66 % dan stomata yang membuka berjumlah 7 dengan presentase 58,33
%
Menurunnya jumlah
stomata daun yang membuka pada saat diberi larutan sukrosa 10% menunjukkan
bahwa konsentrasi sukrosa lebih rendah daripada konsentrasi air sehingga
mengubah nilai osmosis dari isi sel-sel penutup dan menurunkan tekanan turgor
atau turgiditas dari sel-sel penutup sehingga jumlah stomata yang membuka pada
larutan sukrosa lebih sedikit dibandingkan pada air.
Sebagian besar proses
transpirasi pada tanaman lewat stomata.
Stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi
oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup. Stoma merupakan celah yang dibatasi oleh
dua sel penjaga. Sel penjaga mempunyai penebalan dinding khusus (bagian
tertentu menebal sedangkan bagian lainnya tidak menebal) dan di dalam selnya terdapat kloroplas. Stomata berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses
fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan
pernafasan (respirasi). Stomata bagian
terbesar berada pada permukaan bawah daun yang memungkinkan terjadinya
pertukaran gas antara yang ada dalam jaringan daun dan di udara. Lubang stomata ini merupakan jalan utama
untuk transpirasi, mengingat epidermis bawah dan atas dilapisi oleh lilin
sebagai lapisan kutikula yang mengandung bahan lemak dan merupakan penghalang untuk
transpirasi
Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata. Antara lain kelembaban udara, temperatur,
kecepatan angin, cahaya, dan ketersediaan air.
Faktor ketersediaan air berhubungan dengan turgiditas pada sel. Bila tumbuhan kekurangan air, transpirasi
akan berkurang karena stomata menutup akibat turunnya tekanan turgor sel
penutup .
Stomata akan membuka
jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga
disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya
akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi
air lebih rendah. Tinggi rendahnya
potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut di dalam cairan sel tersebut. Semakin banyak
bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan
demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan
potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka
jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan
Aktivitas stomata
terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel pembantu. Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding
sel yang tipis menggembung dan dinding sel yang tebal yang mengelilingi lubang
(tidak dapat menggembung cukup besar) menjadi sangat cekung, lubang stomata
akan terbuka. Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata tergantung pada
perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel
penutup turgid lobang membuka dan sel-sel mengendor pori/lobang menutup. Stomata membuka karena sel penjaga mengambil
air dan menggembung dimana sel penjaga yang menggembung akan mendorong dinding
bagian dalam stomata hingga merapat.
Stomata bekerja dengan caranya sendiri karena sifat khusus yang terletak
pada anatomi submikroskopik dinding selnya.
Sel penjaga dapat bertambah panjang, terutama dinding luarnya, hingga
mengembang ke arah luar. Kemudian,
dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril tersebut yang mengakibatkan
stomata membuka
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Jumlah
stomata yang diberi larutan sukrosa 10%
membuka lebih sedikit dibandingkan dengan stomata yang diberi air.
2.
Membuka
menutupnya stomata tergantung pada perubahan turgor sel penjaga (sel
stomata). Turgor yang tinggi menyebabkan
stomata membuka sebaliknya turgor yang rendah akan menyebabkan stomata menutup.
B.
Saran
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya
agar sampel yang digunakan lebih dari satu, dan diharapkan kepada praktikan
untuk lebih telitih lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Antono. 2008. Mekanisme
Kerja Biosintesis. (Diunduh pada tanggal 8 November 2011).
Ampara. 2009. Fisiologi Tumbuhan Stomata. (Diunduh
pada tanggal 8 November 2011).
Harso, Wahyu. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan.
Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Tadulako. Palu.
Mulyani. 2006. Stomata. (Diunduh pada tanggal 8
November 2011).
Sungguh bermanfaat. Terima kasih!
ReplyDelete